Kepiluan Keluarga Anggota Hamas yang Dibunuh di Malaysia

Kamis, 26 April 2018 – 07:27 WIB
Enas Al Batsh, istri anggota Hamas yang tewas mengenaskan di Malaysia, Fadi Mohammad Al Batsh. Foto: AFP

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Kesedihan masih menggelayut di wajah Enas Al Batsh. Tak ada riasan di wajahnya saat melayani pertanyaan para jurnalis di rumahnya di Setapak, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa malam (24/4). Itulah wawancara pertamanya setelah sang suami, Fadi Mohammad Al Batsh, dibunuh pada Sabtu pagi (21/4).

Fadi yang merupakan anggota Hamas ditembak mati ketika berjalan menuju masjid dekat rumahnya untuk mengimami salat Subuh. Dua pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor sudah menunggu setidaknya selama 10 menit untuk mengakhiri hidup Fadi.

BACA JUGA: Lewat Selebaran, Israel Adu Domba Warga Gaza dengan Hamas

Begitu Fadi, bapak tiga anak, muncul, mereka langsung menghujaninya dengan sepuluh tembakan. Fadi tewas di tempat.

’’Jika Allah mengizinkan, kami akan memulai hidup baru di Gaza,’’ terang Enas sebagaimana dilansir The Strait Times. Dalam wawancara tersebut, dia ditemani adik iparnya, Ramy Al Batsh, dan putra bungsunya, Mohammed.

BACA JUGA: Israel Kembali Hancurkan Terowongan Hamas di Gaza

Bocah berumur setahun itu asyik bermain dan berjalan menyusuri kursi yang diduduki Enas. Dia belum mengerti bahwa ayahnya tewas dengan cara yang mengenaskan. Enas dan Fadi memiliki tiga anak yang berusia antara 1–6 tahun.

Enas tak menyebut dengan detail alasan kepindahannya. Dia dan suaminya tinggal di Malaysia selama 10 tahun belakangan ini. Fadi selama ini menjadi dosen di British Malaysian Institute. Enas hanya menegaskan bahwa keputusan itu diambilnya demi kebaikan.

BACA JUGA: Toko Roti Tak Laku, Mahathir Salahkan Pemerintah

Pada media, Enas menyebut bakal tetap melanjutkan kuliah S-2 di Fakultas Pendidikan Universiti Malaya. Perempuan 31 tahun tersebut sudah mengajukan izin untuk menempuh kuliah secara online dari Gaza.

Karena Fadi, Enas bersikukuh terus melanjutkan pendidikan. ’’Keinginan suami saya adalah saya melanjutkan pendidikan,’’ ujarnya.

Semasa hidup, Fadi pernah menyatakan bahwa Enas sudah begitu sabar menunggunya lulus S-2. Karena itu, dia juga ingin melihat istrinya melanjutkan kuliah. Enas ingin menggenggam keinginan suaminya tersebut meski dia sudah tiada.

Kemarin, Rabu (25/4) keluarga mengambil jenazah Fadi dari kamar jenazah Selayang Hospital. Ratusan orang menyalatkan Fadi di Medan Idaman Surau sebelum jenazah itu diterbangkan ke Mesir. Penerbangan dari Malaysia ke Mesir akan ditempuh selama 12 jam.

’’Setelah tiba di Mesir, jenazah bakal dibawa langsung ke Gaza,’’ jelas Duta Besar Palestina untuk Malaysia Dr Anwar Al Agha.

Mereka akan melewati perbatasan Rafah dan menempuh perjalanan darat selama 5 jam.

Israel sempat menghubungi Mesir agar jenazah Fadi tidak diizinkan masuk ke Gaza, tetapi tidak berhasil. Israel memiliki kebijakan agar jenazah anggota Hamas tidak bisa dimakamkan di Gaza.

Kepolisian Malaysia juga telah mengembangkan penyelidikan terkait dengan kasus tersebut. Foto wajah pelaku telah disebar. Sepeda motor yang dipakai untuk eksekusi Fadi juga telah ditemukan dibuang di Danau Kota, Setapak. Jaraknya mencapai 2 kilometer dari lokasi pembunuhan. (sha/c14/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PM Najib Bubarkan Parlemen Malaysia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler