jpnn.com, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri (PM) Najib Razak membubarkan parlemen Malaysia kemarin, Jumat (6/4). Maka, dalam waktu 60 hari, pemilihan umum (pemilu) atau general election ke-14 (GE 14) harus digelar.
Dalam waktu dekat, Election Commission (EC) alias Komisi Pemilu akan menetapkan tanggal pemungutan suara.
BACA JUGA: Partai Mahathir Dibubarkan Jelang Pemilu
Pembubaran parlemen yang hanya selang sehari dari pembubaran sementara Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) itu menuai kritik.
Oposisi menuding Najib sengaja menciptakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi lawan politiknya demi memenangkan pemilu kali ini.
BACA JUGA: Panen Kecaman, Malaysia Revisi RUU Antiberita Bohong
”Jika Najib menang dengan cara ini, tidak akan ada lagi demokrasi pada pemilu berikutnya,” kata Mahathir Mohamad kepada Reuters.
Tahun ini Malaysia menyelenggarakan pemilu sebelum 24 Agustus. Sekitar 14 juta warga yang memiliki hak suara akan menentukan masa depan negara.
BACA JUGA: Najib Razak Ditampar Kartunis Thailand, Keras Banget
Demi menghadang Najib, Mahathir dan mantan rivalnya, Anwar Ibrahim, bersekutu. Mereka membantu Pakatan Harapan sebagai aliansi oposisi.
Namun, Najib berusaha keras mematahkan kekuatan oposisi karena masih ingin berkuasa lebih lama. (hep/c6/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Utang Malaysia
Redaktur & Reporter : Adil