Kepresidenan Mahasiswa Trisakti Ajak Pemuda Tak Terpengaruh Polarisasi Politik

Senin, 25 Desember 2023 – 06:39 WIB
Kepresma Trisakti mengajak mahasiswa harus tetap setia di barisan rakyat di tengah-tengah kontentasi pemilihan umum. Foto: dok Kepresma Trisakti

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Mahasiswa (Presma) Trisakti Vladima Insan Mardika mengajak mahasiswa harus tetap setia di barisan rakyat di tengah-tengah kontentasi pemilihan umum.

"Kami mengajak mahasiswa tidak terseret arus kepentingan elite politik dan menggaungkan politik praktis yang notabene tidak akan memberikan kemenangan utuh bagi rakyat," ujar Vladima seperti dikutip, Senin (25/12).

BACA JUGA: Aksi Mahasiswa di Samarinda: Selamatkan Demokrasi & Lawan Politik Dinasti

Vladima berharap mahasiswa mampu mengawal pemilu dengan intelektualitas sehingga bisa menguji pikir dan gagasan serta karakter para calon demi kepentingan rakyat, bukan untuk elite politik.

"Hentikan berbagai bentuk politik identitas atau unsur apapun yang mampu memicu perpecahan. Cerminkan kaum intelektual yang setia di garis rakyat!" ucap Vladima.

BACA JUGA: Mardiono Silaturahmi dengan Kiai di Cirebon Sebagai Ikhtiar Politik

Vladima menilai bahwa dalam pemilu kali ini mahasiswa Trisakti menyoroti adanya berbagai hal yang baru, terutama adanya putusan MK yang “memodifikasi” ketentuan umur untuk berkontestasi memperebutkan amanah rakyat.

Kedua, secara demografis pemilu kali ini di warnai dengan adanya beragam “ first voter” para pemilih baru dan anak muda dengan jumlah kurang lebih 56 persen dari populasi.

"Hal ini memicu pola pola yang lahir seperti relawan untuk paslon dari para kaum muda dan bahkan intelektualitas," kata Vladima.

Kepresidenan Mahasiswa, kata Vladima, harus menonjolkan karakter intelektual, bicara kebenaran dan mengekspos kebohongan.

Para intelektual harusnya berada di barisan para rakyat dan menganalisis penuh janji janji kampanye, kapabilitas paslon sebagai bentuk pengawalan pemilu itu sendiri.

Vladima menegaskan para mahasiswa pun dinilai tidak bijak jika terlibat dengan kepentingan politik praktis.

"Apalagi hingga berada pada tahap terkontaminasi akut akan kepentingan politik elite. hal ini mampu menimbulkan perpecahan antar gerakan, dan khususnya gerakan mahasiswa," pungkas Vladima.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler