jpnn.com, SOLO - Balai Kota Surakarta dikepung puluhan mahasiswa perwakilan sejumlah kampus di Pulau Jawa, Senin sore (18/12).
Para mahasiswa menantang Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka untuk berdebat.
BACA JUGA: Gibran Siap Ikuti Debat Kedua Pilpres, Oke
Mahasiswa menggelar aksi mulai sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan Evaluasi sembilan tahun Rezim Jokowi dan Tahta Untuk Rakyat.
Mahasiswa juga membawa jagung sebagai simbol umur demokrasi di Indonesia yang masih berusia muda.
BACA JUGA: Di Rumah Ustaz Izudin, Ganjar Sampaikan Kabar Baik buat Guru Agama, Alhamdulillah
"Hari ini sebetulnya merupakan gerakan keberlanjutan yang kami mulai di Monumen 45 Jakarta dan yang kedua Titik Nol Yogyakarta. Ini yang ketiga kami mengadakan di Solo," kata koordinator aksi yang juga Ketua BEM Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo Raafila Anbiya dilansir JPNN Jateng.
Sedikitnya ada perwakilan mahasiswa dari tujuh universitas yang mengikuti aksi tersebut, di antaranya BEM Universitas Indonesia (UI), Paramadina Jakarta, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Universitas Surakarta (UNSA), Universitas Islam Negeri (UIN), Poltekkes, dan Unisri Solo.
BACA JUGA: Stafsus Presiden Jokowi: Jangan Lupa Pilih Pak Ganjar, Ya
"Ini sebetulnya keresahan di Solo yang kami wadahi bareng-bareng atas napas perjuangan yang sama. Pertama menyoal demokrasi di Indonesia, melihat kemarin putusan Mahkamah Konstitusi (MK) kami merasa dikhianati dari proses hukumnya dan ternyata melanggar etika," katanya.
Selain itu, lanjut Anbiya, aksi ini juga mengajak Gibran untuk berdebat terkait dengan putusan MKMK yang tetap dilanggar sekaligus mendengar gagasan yang ditawarkan untuk Indonesia ke depan.
"Kami sangat kecewa karena beberapa hal waktu kegiatan-kegiatan publik Mas Gibran tidak mau hadir. Kami ingin melihat gagasan Mas Gibran untuk membela negara ini," beber dia.
Aksi dilaksanakan di bundaran Balai Kota Surakarta itu juga menyoroti kinerja Jokowi selama sembilan tahun.
Menurut Anbiya, dari tahun ke tahun menuju Pemilu 2024, keluarga Jokowi ingin memiliki dinasti kekuasaan.
"Kemarin Kaesang (putra bungsu Jokowi) diisukan menjadi gubernur Jawa Tengah. Hari ini kami harap kontestasi tidak hanya dijadikan satu keluarga. Jangan sampai ada kekacauan seperti di MK," tuturnya. (mcr21/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... IKN dan Era Baru Pulau Kalimantan
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti