Keputusan Gojek Lakukan Konsolidasi Bisnis Dinilai Masih Rasional

Rabu, 24 Juni 2020 – 20:44 WIB
Ilustrasi Gojek. Foto: Gojek

jpnn.com, JAKARTA - Rhenald Kasali ikut berkomentar mengenai langkah yang diambil Gojek untuk melakukan efisiensi karena dampak pandemi corona.

Menurut Pengamat Bisnis serta Founder Rumah Perubahan itu, semua sektor bisnis saat ini terdampak pandemi, apalagi sektor pariwisata. Karena itu, dia menilai wajar jika perusahaan sampai merumahkan karyawan.

BACA JUGA: Restrukturisasi Layanan, Gojek PHK 430 Karyawan

Dia menilai langkah Gojek melakukan konsolidasi bisnis sebagai keputusan yang tepat. Strategi untuk kembali fokus pada bisnis inti akan menjadikan Gojek lebih kuat dalam menghadapi pandemi Covid19.

“Dalam hal capex, perusahaan bisa menundanya, saat ini semua perusahaan dituntut melakukan penghematan,” tegas Rhenald.

BACA JUGA: Lakukan Efisiensi Bisnis, Strategi Gojek Agar Bertahan di Tengah Pandemi

Rhenald juga menekankan agar keputusan startup melakukan reorganisasi bisnis ini jangan didramatisir. Keputusan mereorganisasi bisnis itu bukan menjadi ukuran daya tahan suatu perusahaan.

Menurut Rhenald, daya tahan bisnis itu terletak di bidang bisnisnya, di mana saat ini bidang bisnis yang terkait pariwisata dan event organizer terkena dampak paling signifikan.

BACA JUGA: Diam-diam Reza Smash Sudah Bercerai?

“Saat perusahaan memiliki dana cukup, dia bisa eksplorasi. Tapi selanjutnya, dari hasil eksplorasi itu, dia bisa menilai bisnis mana yang akan jadi fokusnya. Kemudian ketika terjadi guncangan ekonomi, semua perusahaan harus lakukan pemangkasan. Trimming,” tuturnya.

Terpisah, Pengamat Ekonomi yang juga Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero melihat langkah Gojek untuk konsolidasi ke bisnis intinya merupakan hal yang tepat.

“Jika pada awalnya dia mungkin ekspansi dengan membuka layanan tambahan, lalu di tengah jalan dia konsolidasi, itu lebih karena menganalisa lini apa yang bisa tumbuh, mana yang tidak bisa. Lalu jika akhirnya dia memutuskan memperkuat lini usaha tertentu, keputusan itu wajar,” terangnya.

Menurut Poltak, kondisi yang dialami dunia usaha saat ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan skalanya juga global.

Bisnis pengantaran (delivery) di saat pandemi dinilai justru bertumbuh di saat lini bisnis lainnya bertumbangan.

“Start-up itu ke depannya harus lincah dan jangan hanya mengandalkan satu lini saja, apalagi jika lini itu memiliki segmen yang sangat sempit. Kalau bisnis konvensional saja bisa begitu lincah dengan membaca peluang yang ada, kenapa start-up tidak?” tandas Poltak.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler