Keracunan, Satu Tewas Puluhan Dirawat

Senin, 10 Desember 2012 – 11:34 WIB
PADANG--Satu dari puluhan warga Kelurahan Belimbing, Kecamatan Kuranji meninggal, Jumat (7/12), setelah menyantap makanan di salah satu bofet di Pasar Belimbing, Sabtu (1/12). Sementara puluhan warga lain, terpaksa menjalani perawatan di beberapa rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.

Salah seorang korban, Yulidar, 48, saat melapor ke Polsek Kuranji, bersama beberapa korban lainnya menceritakan, Sabtu (1/12), dia bersama anak adiknya, Monika, 6, pergi makan ke tempat bofet itu.

"Tidak berapa lama setelah itu, saya dan Monika mengalami mual dan muntah. Melihat hal itu, pihak keluarga membawa saya dan Monika ke bidan. Dari bidan, kami dirujuk ke RSUD dan kembali dirujuk ke RSUP M Djamil paginya," ujar Yulidar, kepada Padang Ekspres (Grup JPNN) yang mengaku mulai sembuh di Mapolsek Kuranji, Minggu (9/12).
 
Yulidar mengetahui bahwa dirinya keracunan makanan setelah didiagnosa dokter RSUD. Di RSUP, ia dan Monika dirawat di ruangan ICU. Namun malang bagi Monika, sekitar pukul 16.00, Jumat (7/12) meninggal dunia. "Kami memang baru hari ini (9/12) bisa melapor kejadian ini ke Polsek Kuranji karena harus menjalani perawatan," terangnya.

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Marnelis, 42. Tiga anaknya; Revo, 18, Riana, 15, Repina, 12, dan satu saudaranya, Ripani, 12, juga keracunan. "Untung saat ini kondisi anak dan saudara saya membaik," ungkapnya.

Sementara itu, keluarga Marni, 53, juga mengaku tiga anggota keluarganya keracunan. Yakni, Nopi Ramdanis, 28, Yosi, 25, Dedi, 30. Keracunan juga dialami warga Kuranji lainnya, Syamsinar bersama anaknya, Zul Efendi.

"Keracunan ini mungkin juga terjadi pada warga lain. Karena beberapa pasien lain yang sempat bertemu dengan saya, saat dirawat di RSUD juga mengaku mengalami hal sama. Informasi yang saya terima dari warga lain, ada juga korban yang dirawat di RS Reksodiwiryo, dan RS Siti Rahmah," katanya.

Marni menjelaskan, gejala yang dialaminya usai memakan makanan tersebut, pusing, perut mulas, mual, muntah, dan mencret. Gejala itu datang sekitar 7-12 jam setelah mengonsumsi makanan itu.

Korban lain juga mengaku sudah menyampaikan masalah ini ke Puskesmas Kuranji, beberapa hari lalu. Namun, petugas puskesmas menyarankan agar menyampaikan informasi itu ke Puskesmas Belimbing.

"Saya dibantu pihak Puskesmas Kuranji menghubungi pihak Puskesmas Belimbing melalui telepon. Kata Pihak Puskesmas Belimbing, dengan adanya keterangan dan informasi ini mereka akan menyampaikannya ke BPOM," ungkap Marni.

Yulidar juga telah mendatangi Dinas Kesahatan Kota Padang mengadukan persoalan keracunan tersebut. "Saat kami melaporkan kejadian itu ke DKK, DKK terkejut dan mengaku belum mendapat informasi tersebut dari Puskesmas Belimbing," ujarnya.

Kapolsek Kuranji, AKP Masrial membenarkan laporan tersebut. Sebelum penyidikan, polisi akan melakukan pemeriksaan terhadap pemilik bofet tersebut. "Selain melapor, warga ini membawa barang bukti berupa keterangan dokter, dan sisa makanan yang masih berada dalam bungkusannya," jelas Kapolsek Kuranji, AKP Masrial.

Direktur RSUD Padang, Artati Suryani ketika dikonfirmasi, membenarkan ada pasien yang mengalami keracunan dan dirawat di RSUD Padang. Artati menyebut ada enam pasien yang dirawat ketika itu.

"Hanya enam orang. Setelah diperiksa dan diberi obat, mereka boleh pulang," kata Direktur RSUD Padang, Artati Suryani.

Sementara itu, Kepala DKK Padang, Frisdawati mengatakan, sampai siang kemarin (9/12) pihaknya belum mendapatkan laporan dari pihak puskesmas. Mendapatkan informasi ini, Frisdawati mengaku kaget. "Saya berjanji akan turun langsung melakukan tinjauan, dan segera meminta laporan dari Puskesmas Kuranji dan Belimbing," tegasnya.

Jika memang ada kejadian seperti ini, dan tidak dilaporkan ke DKK Padang, katanya, tentu ini kesalahan fatal. "Kalau nantinya terbukti tentu tindakan tegas akan dilakukan terhadap pimpinan puskesmas. Saya juga akan tanya Direktur RSUD nanti," ucapnya.

Ketika Padang Ekspres menemui pengelola bofet itu kemarin (9/12), hanya ada karyawan bofet tersebut. "Itu tidak benar, mana mungkin hal itu terjadi. Hari Sabtu (1/12) itu, yang makan di tempat kami, ada ratusan orang. Jika memang keracunan, tentu semuanya kena," jelasnya yang tak ingin namanya ditulis.
Dari pantauan Padang Ekspres Siang kemarin (9/12), pengunjung bofet tersebut tetap ramai dikunjungi warga sekitar. (kid/w)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler