jpnn.com - JAMBI - Polresta Jambi mengerahkan sekitar 600 personel ke Kampung Pulau Pandan, kawasan yang diduga sebagai lokasi peredaran narkoba di Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, Rabu (18/9). Hasilnya, dua kilogram ganja disita bersama beberapa barang bukti yang lain. Namun, tak seorang tersangka pun ditangkap.
"Di Kampung Legok, Pulau Pandan, yang kami sisir ini, disinyalir ada beberapa rumah bandar narkoba," jelas Kapolresta Jambi Kombespol Kristono di sela operasi. Sekitar 600 polisi dibagi menjadi lima tim. Tim Polresta Jambi itu dibantu tiga peleton pasukan Brimob bersenjata lengkap ditambah dua ekor anjing pelacak. Mereka menggeledah semua rumah warga di kawasan operasi.
BACA JUGA: Terminal Baru Bandara Bali Mulai Beroperasi
Di tempat terpisah, Satuan Polisi Air stand by di Danau Sipin dan Sungai Batanghari dengan perahu khusus. Ketegangan langsung terasa. Operasi itu juga langsung memancing rasa ingin tahu warga sekitar. Begitu operasi dimulai, ratusan polisi langsung berpencar.
Tim I yang dipimpin Kompol Prasetiyo Adhi Wibowo menggeledah rumah-rumah di ujung Kampung Legok. Kawasan paling ujung tersebut memang menjadi target operasi. Sebab, berdasar informasi yang dihimpun polisi, kampung itu menyimpan banyak daun aceh alias ganja dan sabu-sabu (SS). Namun, saat petugas datang kemarin, rumah-rumah yang dicurigai tersebut sejak pagi ditinggalkan penghuni.
BACA JUGA: Kaltim Distribusikan 350 PNS ke Kaltara
Saat menggeledah rumah panggung milik IG yang dicurigai menyimpan narkoba, petugas menemukan ruangan bertembok kokoh di bawahnya. Setelah digedor, seorang perempuan keluar dari dalam rumah tersebut. Perempuan itu menyatakan, pemilik rumah pergi sejak pagi. Dia mengaku hanya bekerja dirumah tersebut.
Meski pemilik rumah tidak ada, polisi tetap menggeledah rumah itu. Ruang depan, kamar tidur, toilet, lemari, kulkas, bahkan kandang ayam, semua digeledah. Hasilnya, polisi hanya menemukan empat bilah senjata tajam jenis samurai dan sebilah pisau kecil.
BACA JUGA: Polisi Amankan Penimbun BBM di Kendari
Penggeledahan dilanjutkan ke rumah panggung yang terbuat dari kayu. Di rumah yang juga ditinggalkan penghuninya itu, polisi lagi-lagi menemukan ruang khusus di bawahnya. Bahkan, di rumah sederhana itu, ditemukan kamera CCTV yang aktif. Setelah digeledah, petugas mendapati satu komputer penerima kamera CCTV tersebut. Namun, di rumah itu, tidak ditemukan narkoba.
Penggeledahan dilanjutkan. Di rumah yang tidak dicurigai, polisi malah menemukan keranjang plastik hitam besar berisi ganja kering serta ratusan plastik kecil yang diduga untuk mengemas SS. Identitas pemilik rumah tersebut tidak diketahui. Warga yang ditanya polisi memilih bungkam. Ketua RT tidak bisa ditanya karena tidak berada di tempat. Kondisi tersebut memunculkan dugaan bahwa operasi kemarin bocor.
Di bagian lain, Tim II yang dipimpin Kompol Ali Sadikin menemukan beberapa paket SS, uang tunai Rp 8,9 juta, dan dua timbangan. Tapi, polisi tidak menemukan pemilik barang tersebut. Sebab, semua rumah yang digeledah dalam keadaan kosong.
Tim III yang dipimpin Kompol Witry Hariyono menemukan dua bong (alat isap SS) dan beberapa senjata tajam berjenis samurai. Saat penggeledahan berlansung, seorang remaja bergegas pergi dengan motor. Dia tanpa sengaja menjatuhkan tas. Saat diperiksa, ditemukan SS di dalam tas tersebut. Namun, si pemuda lolos.
Dari penyisiran kemarin, menurut Kristiono, polisi menyita sekitar dua kilogram ganja, uang Rp 8,9 juta, 2 timbangan, ratusan plastik kecil untuk mengemas SS, dan 15 pak pertas untuk mengisap ganja. Disita pula 2 alat isap bong, satu alat isap yang belum dirakit, sekitar 25 garam SS, 7 Samurai, 5 pisau, dan 2 senapan angin.
"Target yang kami incar kabur, tetapi tidak sempat membawa barang-barang tersebut. Kami akan terus selidiki sampai pemiliknya kami ringkus. Nanti, operasi kawasan yang diduga menyimpan narkoba akan kami teruskan," ujarnya. (muz/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ombudsman Berwenang Eksekusi Kecurangan Seleksi CPNS
Redaktur : Tim Redaksi