PEMANDANGAN musim panas di tepi Sungai Jinjiang selalu menarik perhatian. Sebab, para perempuan etnis Red Yao dari Desa Huangluo Yao, Tiongkok, bersama-sama mencuci rambut di sungai tersebut. Ritual tiap musim panas dan musim semi itu menjadi daya tarik karena rambut perempuan-perempuan Red Yao sangat panjang.
Wajar jika rambut para perempuan Red Yao lebih dari satu meter. Sebab, seumur hidup, mereka hanya sekali memangkas rambut. Yakni pada usia 16 tahun.
Setelah rambut mereka menjadi pendek, para perempuan itu berhak memilih pasangan hidup mereka sendiri dan harus memanjangkan rambut kembali. Tradisi turun-temurun itu membuat seluruh perempuan di Huangluo Yao berambut panjang.
Keunikan itu membuat Guinness World Record mencatat desa di Tiongkok tersebut sebagai desa rambut panjang pertama di dunia. "Para perempuan di Huangluo Yao memiliki panjang rambut rata-rata 1,6 meter. Rambut terpanjang yang pernah kami ukur mencapai 2 meter," terang jubir Guinness World Record sebagaimana dilansir Daily Mail kemarin (27/7).
Sebelum 1987, kaum hawa Red Yao menganggap rambut mereka sebagai bagian tubuh yang suci. Karena itu, selain suami atau anak-anak mereka, perempuan-perempuan itu tidak mengizinkan orang lain melihat mahkotanya.
Mereka pun menutupi rambut panjang mereka dengan kerudung. Biasanya, mereka melingkarkan rambut di atas kepala sebelum menutupinya dengan kain.
Jika kebetulan ada pria yang melihat rambut perempuan yang bukan istri atau ibunya, maka pria itu harus tinggal di rumah sang perempuan selama tiga tahun. Dalam kurun waktu itu, pria yang melanggar aturan tradisi tersebut dianggap sebagai menantu.
Tetapi, kini tradisi itu ditinggalkan. Para perempuan Red Yao pun bebas mengurai rambut di depan umum. Termasuk mencucinya di sungai. (dailymail/hep/c13/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ancam PM Australia, Pria Uzur Diganjar 2,5 Tahun Penjara
Redaktur : Tim Redaksi