jpnn.com - NATUNA - Tim peneletiti pusat arkeologi nasional menemukan empat kerangka manusia yang diperkirakan berasal dari abad ke 12 di Desa Tanjung Kecamatan Bunguran Timur Laut Natuna, Provinsi Kepri, Sabtu (24/5).
"Penemuan kerangka manusia yang usianya diperkirakan 700 tahun ini, setelah pemeriksaan dan pemetaan acak oleh tim ahli," ujar
Ketua Tim Peneliti Arkeologi Sony Wibisono kepada Antara di Natuna, Minggu.
BACA JUGA: Embrio Cruise Indonesia Ini Pertama Diluncurkan ke Pulau Anambas Bulan Juni
Dalam penggalian acak tersebut, tim arkeologi mengali tiga lubang. Dua lubang berhasil temukan kerangka. Satu diantaranya masih menggenakan gelang perunggu ditangan kiri, dan satu diantaranya masih memakai kris.
Masih menurut Sony Wibisono yang juga ahli sejarah Islam mengatakan, kerangka manusia yang ditemukan di hamparan kebun kelapa milik warga Desa Tanjung, Pulau Bunguran. Kondisi sudah rusak akibat ulah manusia.
BACA JUGA: Dua Pengendara Bertabrakan, Satu Tewas yang Satunya Lagi Muntah Darah
Biasanya dulu kata Sony, di lokasi ini sejak lama menjadi tempat masyarakat mencari keramik kuno berupa piring atau mangkuk. Kemudian penduduk yang meninggal membakar bekal seperti keramik saat dikubur.
BACA JUGA: Nyalon, PNS dan TNI/Polri Harus Lampirkan SK Pemberhentian
"TKP nya sudah rusak. Dua kerangka ditemukan sudah tidak lengkap, dibagian pinggang dan kemaluan. Rusaknya karena bekal yang dibawa diambil," ungkap Sony.
Menurut Sony, dari pecahan keramik yang ditemukan disekitar kerangka, diperkirakan penduduk yang hidup diabad ke 12 dan 13 dimasa dinasti Song. Saat itu merupakan puncak perdagangan global, sekitar laut China Selata (Tiongkok,red), Sumatra dan nusantara. Dan dimasa masuknya orang India dan China.
Dari posisi kerangka kata Sony, kepala menghadap arah Barat Laut dan kaki Timur Laut. Kerangka serupa juga ditemukan di Sulawesi. Bedanya di Sulawesi, giginya digosok menjadi tanjam atau runcing. Sementara di Natuna giginya digosok rata. Dan kerangka ditemukan dengan kedalaman 50 centimeter.
Namun saat ini kata Sony, tim belum menemukan kerangka yang masih utuh, akibat perburuan barang antik sejak tahun 80 an oleh warga.
Tim baru menemukan Bengkong atau Pandusi atau peti di Natuna. Namun kondisinya tidak utuh di Desa Sepempang. Karena tutup Bengkongnya hilang dan tidak lagi ditemukan kerangka didalamnya.
Untuk mencirikan ras kerangka sambungnya, dari Bengkong. Kalau bekal mati umum ditemukan di Asia Tenggara, seperti Vietnam, karena manusia bergerak kemana mana. Untuk mengetahui jenis kelamin, ras dan tinggi manusia akan bawah sample ke ahli pelantologi.
Diakui Sony, sebagian besar keramik pecah belah yang ditemukan warga dengan penggalian adalah bekal mati manusia yang sudah berabad abad.
"Dari bukti yang ditemukan, kerangka sudah rusak karena perburuan barang antik. Natuna perlu museum, supaya benda cagar budaya tidak hilang," ujarnya.(arn/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kadis Minta Supermarket Gelar Bazar jelang Ramadan
Redaktur : Tim Redaksi