jpnn.com, JAKARTA - Alat tes antigen buatan dalam negeri kini mulai diproduksi sejumlah pihak swasta.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan dukungannya terhadap hal tersebut.
BACA JUGA: Jemput Bola, Rekam E-KTP Cukup Bawa KK dan Akta Kelahiran
Menurut Moeldoko, dengan pengembangan alat tes antigen buatan lokal masyarakat akan makin mudah mengakses tes antigen dengan harga yang lebih murah.
“Produksi alat tes antigen ini bisa dikembangkan untuk yang berikutnya ke alat PCR."
BACA JUGA: Begini Caranya Perokok Lindungi Paru-paru dari Kerusakan
"Kita harus optimistis sehingga nantinya sustainable, dengan ada marketnya yang jelas,” ujar Moeldoko dalam kunjungannya ke pabrik PT Taishan Alkes Indonesia yang turut memproduksi alat tes antigen, di Kalideres, Jakarta Barat, sebagaimana siaran pers, Jumat (27/8).
Moeldoko menambahkan, pemerintah akan sangat terbuka terhadap usulan dan ide positif untuk penanganan pandemi COVID-19.
BACA JUGA: Sertifikat Vaksin tak Muncul di PeduliLindungi? Begini Solusinya
“KSP adalah sebuah lembaga yang bisa menjembatani, ikut menyuarakan ke Kementerian Kesehatan dan unsur-unsur yang lain untuk mendukung alat kesehatan produksi lokal ini,” ucapnya.
Dengan alat tes swab antigen yang diproduksi perusahaan lokal ini, Moeldoko berharap akan terus terjadi peningkatan testing dan tracing untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia.
Indonesia sejauh ini masih mengimpor alat pendeteksi COVID-19 termasuk PCR (polymerase chain reaction) dan rapid test antigen.
Kementerian Kesehatan pun telah menetapkan batasan biaya rapid test tertinggi sebesar Rp 250 ribu untuk Pulau Jawa dan Rp 275 ribu untuk di luar Pulau Jawa.
Pemerintah menyebut standar biaya ini telah melalui pertimbangan yang matang sesuai dengan berbagai komponen dan bisnisnya.
Serangkaian proses yang dimulai dari pengambilan sampel, proses pengolahan sampel hingga pengelolaan limbah medis, juga menjadi faktor pertimbangan harga rapid test.
Namun, bagi sebagian besar orang, rapid test masih cukup mahal. Hal inilah yang membuat jumlah testing harian di Indonesia masih sangat terbatas.
Menurut Moeldoko, produksi alat antigen lokal akan memberikan harga yang terjangkau dan bersaing. Tak hanya itu, produksi alat antigen dalam negeri juga akan menyerap banyak anak-anak bangsa sebagai tenaga kerja.
“Kita harus optimistis sehingga nantinya sustainable dengan ada marketnya yang jelas. Pemerintah seharusnya dapat ambil bagian menghidupkan usaha ini, dengan ikut membeli alat tes antigen produksi lokal,” ujar Moeldoko.(Antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang