jpnn.com, JAKARTA - Kepala Sekolah SMAN 8 Jakarta, Rita Hastuti, MPd mengatakan persiapan lebih awal dari ara siswa akan menentukan keberhasilan mereka dalam memasuki perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri.
“Persiapan awal itu seperti keberhasilan sudah diraih sebanyak 50 persen. Selebihnya kita ikuti proses seleksi dan memperdalam apa saja hal-hal yang akan diseleksi oleh pihak universitas,” ujar Rita Hastuti ketika memberikan sambutan pembukaan pada ‘Seminar Inspirasi: Road Map Rajawali Emas Menuju Prestasi Gemilang 2019-2022’ dengan tema pembahasan beasiswa PTLN dan KIP-Kuliah yang diselenggarakan Fondasi-via zoom di Aula SMAN 8 Jakarta, Kamis (3/9).
BACA JUGA: PKS: Jangan Mempertaruhkan Pendidikan Bangsa Hanya Demi Segelintir Pasal di RUU Cipta Kerja
Seminar tersebut menghadirkan pembicara utama, praktisi pendidikan dan media, Drs. Suradi, M.Si dan dua alumi SMAN 8 Jakarta yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi di Amerika Serikat (AS) yakni Qomaruliati Setiawati (Ruli) dan di Madrid, Spanyol, Rachmadiani Lestari (Rachma).
Lebih lanjut, Rita Hastuti mengatakan forum-forum seminar dansharing informasi mengenai pendidikan tinggi ini sangat baiak sekali bagi para siswa untuk memprsiapkan diri, terutama yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri, tetapi juga bagi siswa yang ingin kuliah di PTN dan juga PTS.
BACA JUGA: Fikri Faqih: Cabut Pembahasan Klaster Pendidikan dari RUU Cipta Kerja
“Jadi bersiaplah dari sekarang mempejari banyak hal yang terkait dengan proses seleksi untuk kuliah nanti,” tambahnya.
Dalam paparannya, Suradi menjelaskan dua topik yakni bagaimana mempersiapkan diri untuk menembus beasiswa perguruan tinggi di luar negeri dan kedua, soal pemanfaatan peluang beasiswa di dalam negeri melalui Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP Kuliah).
BACA JUGA: 42 Perwira Tinggi TNI AL Naik Pangkat, Nih Daftar Namanya
Menurut Suradi, langkah untuk menggapai beasiswa di luar negeri sesungguhnya dapat dipersiapkan lebih awal oleh para siswa dengan meningkatkan kemampuan akademis, bahasa asing, keterampilan penunjang, dan aktivitas organisasi baik di sekolah maupun organisasi di luar sekolah.
“Banyak penerima beasiswa karena mereka memiliki kelebihan yang tidak dipunyai calon lain,” katanya.
Pemaparan beasiswa di luar negeri ini diperkaya dengan penjelasan Ruli yang kini tengah menempuh studi S2 di University Of British Columbia, Canada dan Rachma yang baru menyelesaikan sarjana hukumnya di IE University Spanyol.
Banyak pertanyaan yang ditujukan pada dua alumni SMAN itu mengenai proses mendapatkan beasiswa dan juga pengalaman mereka saat kuliah di luar negeri.
Sedangkan mengenai KIP-Kuliah, Suradi menjelaskan bahwa hal itu merupakan integrase dari beasiswa sebelumnya yang disebut Bidikmisi. Alokasi untuk KIP kuliah saat ini sudah mencapai 400 ribu kursi bagi mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi, tetapi lolos seleksi bagi di PTN maupun PTS.
Adanya KIP-Kuliah ini sangat relevan sekali dengan kondisi ekonomi sosial siswa yang kini masuk melalui jalur afirmasi di SMA/SMK maupun Madrasah Aliyah.
“Dari sekarang siswa harus mempersiapkan diri mengurus KIP Kuliah agar pada saat seleksi, data dan berkas sudah siap,” kata Suradi.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich