jpnn.com, SURABAYA - 11 ton beras merah hasil budidaya petani organik di Bali diekspor perdana ke Amerika Serikat, melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Rabu (23/1).
Dari hasil pemeriksaan fisik dan kelengkapan dokumen yang dilakukan oleh POPT Karantina Surabaya M. Jaeni, beras merah ini bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), sehingga dapat diterbitkan Phytosanitary Certificate (PC Certificate) sebagai persyaratan ekspor komoditas pertanian.
BACA JUGA: Insyaallah, Produksi Beras Nasional Surplus
Musyaffak Fauzi, selaku Kepala Balai Besar Karantina Surabaya mengapreasi upaya ekspotir dan petani yang memberikan nilai tambah bagi produk pertanian.
Dia menambahkan bahwa peran karantina pertanian dalam mendukung akselerasi ekspor adalah memastikan beras merah yang akan diekspor tersebut sehat, aman dikonsumsi, dan sesuai dengan persyaratan ekspor dari negara tujuan, dalam hal ini Ockland di Negeri Paman Sam.
BACA JUGA: Sragen Panen Raya Padi, Harga Turun
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, beras dengan kaya manfaat ini digemari tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri.
Kandungan gizi beras merah (Oryza glaberima) yang lebih beragam daripada beras putih, yaitu karbohidrat, serat, vitamin B, magnesium, fosfor, kalsium, dan kalium, tidak heran komoditas ini kini banyak diburu hingga peminat asal manca negara.
BACA JUGA: Jokowi Tak Akan Biarkan Petani Sengsara
Kandungan gizi yang kaya membuat harga beras merah lebih tinggi daripada beras putih. Hal tersebut membuat petani-petani di Bali mengambil peluang dengan memasarkan beras merahnya ke luar negeri.
Ke depan, Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya terus mendorong akselerasi ekspor produk pertanian terlebih yang dapat memberikan nilai tambah yang bermuara pada kesejahteraan petani. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Harap Bulog Serap 2,2 juta Ton Beras sampai Juni
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh