Keren, Kelompok Tani Milenial Jateng Raup Omzet Rp 300 juta per Bulan

Sabtu, 06 Juni 2020 – 14:30 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo gowes ke Kopeng sembari mengunjungi Petani Millenial yang sukses saat pandemi. Foto: Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Sekumpulan petani muda di Kopeng Kabupaten Semarang, Jateng bisa menjadi contoh teladan bagi kalangan muda di bidang pertanian.

Mereka adalah kelompok tani milenial Citra Muda Getasan. Sesuai dengan namanya, mayoritas anggota kelompok tani ini adalah anak-anak muda usia 19-38 tahun.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Fadli Zon vs Boni, Rumor Pemakzulan, Jangan Pakai AC Terus

Meski muda, tetapi tangan-tangan mereka tetap terampil mengolah lahan untuk ditanami aneka macam sayuran.

Tak tanggung-tanggung, lebih dari 70 jenis sayuran yang ditanam oleh kelompok tani ini di lahan seluas 10 hektare.

BACA JUGA: Corona: Petani Jadi Garda Terdepan Memenuhi Kebutuhan Pangan

Hebatnya lagi, semua sayuran yang ditanam anak-anak muda ini adalah sayuran organik. Alhasil, produk pertanian mereka kini laku keras di pasaran.

Penjualannya pun menggunakan metode milenial, yakni melalui sejumlah platform media sosial.

BACA JUGA: Ketika Ganjar Pesan Madu, Fahri Hamzah dan Fadli Zon pun Ikutan

Penasaran dengan kisah sukses para petani muda itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun rela gowes sekitar 53 kilometer untuk melihat secara langsung.

Berangkat dari kediamannya Puri Gedeh Kota Semarang, Sabtu (6/6) pukul 06.00 WIB, Ganjar bersama istrinya, Siti Atikoh dan beberapa anggota komunitas gowes tiba di Kopeng sekitar pukul 11.00 WIB.

"Saya kemarin ketemu Mas Sofian dan tertarik dengan ceritanya. Makanya saya langsung ke sini untuk melihat aktivitas anak-anak muda ini. Ternyata luar biasa keren, mereka petani muda yang kreatif dan inovatif sehingga bisa bertahan di tengah pandemi," katanya.

Ganjar menerangkan, saat banyak orang kebingungan dengan wabah COVID-19, para petani muda Ini justru sukses meningkatkan omzetnya.

Tak tanggung-tanggung, omzet pertanian organik di tempat itu bisa naik 300 persen.

"Mereka petani muda yang ideologis, punya komitmen tinggi dan terus berjuang. Untuk menjadi seperti sekarang, ternyata prosesnya cukup lama, mereka membutuhkan waktu 12 tahun," ucapnya.

Menurut Ganjar, kelompok petani milenial ini membuktikan bahwa anak muda juga bisa sukses di dunia pertanian.

Itu karena didasari kemauan, konsistensi dan ketekunan, maka hasilnya akan berkualitas.

"Mari semua anak muda yang ingin menekuni dunia ini bisa mengacu ke sini. Anak-anak muda seperti mas Sofian ini akan kami jadikan champion yang kita harapkan bisa menginspirasi banyak anak muda lain di Jawa Tengah," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Citra Muda, Sofian Adi Cahyono (24) mengatakan, kelompoknya beranggotakan 30 anak-anak muda usia 19-38 tahun.

Selain itu, ada 18 kelompok tani dengan 400 petani lain yang menjadi mitranya.

"Produknya adalah sayur organik. Ada 70 lebih jenis sayuran organik yang kami pasarkan secara online," kata Sofian.

Dia membenarkan bahwa wabah COVID-19 membuat penjualannya justru semakin meningkat. Jika biasanya perbulan hanya mampu menjual 4-5 ton sayur organik, saat ini penjualan meningkat 300 persen menjadi 14-15 ton sayur perbulan.

"Karena sekarang banyak yang memilih pola hidup sehat dengan mengkonsumsi sayuran organik. Sehingga, penjualan kami meningkat drastis," terangnya.

Sofian pun menuturkan alasannya menjadi petani di usia muda. Menurutnya, usaha tani juga sangat menguntungkan.

Dari pertanian itu, penghasilan yang diperoleh cukup besar dan tidak kalah dengan profesi lainnya.

"Saat ini omzet kami per bulan mencapai Rp 300 juta. Jadi, penghasilan petani itu tidak kalah dengan profesi lainnya. Apalagi, pertanian menghasilkan bahan makanan, dan selama hidup manusia membutuhkan makanan. Jadi ini prospek pekerjaan jangka panjang," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler