jpnn.com - SURABAYA - Masih ingat dengan Lisa? Korban penyiraman air keras yang sudah menjalani operasi face off itu lama tidak terdengar kabarnya. Ternyata kini perempuan bernama lengkap Siti Nurjazila itu kembali menekuni bisnis aksesori.
Lisa juga tertarik membuat kerajinan berbahan batu mulia. Bahkan beberapa karyanya dibawa ke Graha Pena.
BACA JUGA: Suitt.... Suitt... Sore-sore Masuk ke Salon, Ternyata Nemu Perempuan Seperti Ini...
''Pada 2009 sebenarnya saya juga bikin aksesori,'' tutur Lisa.
Perempuan berusia 31 tahun itu mengaku sejak lama hobi rangkai-merangkai aksesori. Aksesori pertama yang dihasilkan dari kesukaannya tersebut berupa gelang.
BACA JUGA: Nyebrang Jalan, Kakek Ini Tertabrak Bus Transjakarta Hingga Kritis
Lisa kemudian mengikuti saran dr Nalini, psikiater yang mendampinginya selama menjalani operasi, untuk mengikutsertakan hasil kreasinya di bazar-bazar. Berangkat dari situ, bisnis aksesori Lisa mulai dikenal masyarakat.
Sejak awal menekuni hobi kerajinan tangan tersebut, Lisa ingin menjual hasil karyanya. Karena itu, dia aktif mengikuti pameran produk UKM yang biasanya digelar Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah).
BACA JUGA: Kompas Menuding Provider XL Maling Pulsa
Bungsu dua bersaudara tersebut bahkan pernah diundang mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar untuk mengikuti pameran di Jakarta.
''Saya juga bergabung dalam koperasi yang dikelola Fatma Saifullah Yusuf (istri wakil gubernur Jawa Timur, Red),'' ungkapnya.
Lisa menyatakan menangani sendiri seluruh produksi kerajinan tangannya. Mulai mengerjakan pesanan tas, kerudung, hingga goodie bag.
Pelajaran menjahit yang sempat didapat sangat membantu pengembangan bisnis kerajinan tangan tersebut. Sekarang, selain aksesori berupa bros, kalung, dan gelang, Lisa memproduksi sewing craft dan shopping bag.
Pada 2014, Lisa berhenti berkreasi selama setahun penuh. Kala itu, dia memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan di bidang distribusi. Namun, kangen pada hobi membuat kerajinan tangan membuatnya keluar dari perusahaan tersebut.
Tahun ini, perempuan kelahiran 13 Januari 1984 itu memutuskan untuk serius menggeluti kembali bisnis kerajinan tangan.
Mengenai bahan aksesori, Lisa menyatakan banyak menggunakan batu dan kristal. Jenisnya pun beragam. Mulai batu pirus (turquoise), kristal biasa, sampai kristal swarovski. Bahan-bahan itu didapatkan dari berbagai toko aksesori.
Dia beberapa kali mengalami kesulitan mencari bahan-bahan kerajinan tangan semacam itu. Batu atau kristal yang digunakan kerap habis di pasaran. ''Kalau sudah begitu, saya menggunakan bahan lain,'' tuturnya.
Bisnis aksesori yang ditekuni Lisa dikhususkan untuk barang-barang yang made by order. Penjualannya pun hanya di event-event seperti bazar, pameran, atau simposium. Kebanyakan pelanggan Lisa adalah ibu-ibu. Lisa sering mendapat pesanan dari ibu-ibu dokter dan anggota Dharma Wanita.
Lisa tidak punya asisten yang membantu dalam pembuatan aksesori. Karena itu, produknya dibuat terbatas dan hanya dijual di pameran. ''Belum berani buka toko,'' imbuhnya. (fit/c5/fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wadouh! Riau Dikepung Asap, Anggota DPRD Masih saja Keluar Negeri
Redaktur : Tim Redaksi