Keren, Public Relation Mampu Menghipnotis Audience Lewat Tulisannya

Kamis, 03 Maret 2022 – 23:16 WIB
Webinar Hypnowriting dalam PR Writing. Foto: tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Menulis ibaratkan roh dari seorang humas (PR). Tulisan PR harus mampu menghipnotis alam bawah sadar audience melalui sebuah tulisan yang akhirnya mempengaruhi opini public.

Ketua Umum Ikatan Pranata Humas Indonesia (Iprahumas), Thoriq Ramadani memaparkan bagaimana sebuah tulisan mengambil peranan penting bagi humas pemerintah.

BACA JUGA: Tiga Kemampuan Ini Wajib Dimiliki Humas Pemerintah, Salah Satunya Menulis

“Misi seorang humas pemerintah adalah menjaga citra dan reputasi positif pemerintah.” kata Thoriq dalam webinar Hypnowriting dalam PR Writing besutan Media Labs, baru-baru ini.

Citra dan reputasi positif tersebut dibangun dalam berbagai tulisan yang dipublikasikan melalui berbagai channel.

BACA JUGA: Kominfo: Peran Sentral Pranata Humas untuk Menjaga Reputasi Pemerintah

Dia menuturkan saat ini humas pemerintah mulai menulis dari berbagai sisi mulai dari caption di media sosial, pidato pimpinan, publikasi pers, dan lainnya.

Lain halnya dengan narasumber kedua yang merupakan seorang ahli hypnowriting, Asep Herna, Creative Director The Writers.

BACA JUGA: Puluhan Perusahaan Raih Indonesia Public Relation Awards 2022

Dia mengungkapkan bagaimana peran PR dalam mengenal dan mengeksplorasi mental audience untuk dapat mempengaruhi recall/call to action yang tinggi melalui impact yang dibangun.

Hal tersebut dimulai dengan metode-metode penting dalam menulis. Mulai dari pemilihan kata, bunyi, repetisi, metafora dan preposisi.

Menurut Asep, metode penulisan yang menyasar Subconscious Mind dapat mengubah pikiran audience untuk melakukan tindakan sesuai pesan yang ditulis. 

Asep mengatakan Conscious Mind manusia hanya sebesar 12%, sedangkan sisanya 88% merupakan aspek Subconscious Mid.

Memahami audience Inilah yang harus dimiliki seorang PR untuk mampu mempengaruhi atau menghipnotis audience-nya ketika ia memahami target audience-nya.

Sementara itu, Dr. Firsan Nova, CEO Nexus Risk Mitigation and Strategic Communication mengatakan seseorang bisa mengubah hidupnya ketika dia membaca sesuatu, mendengar cerita, dan mengalami/melihat sesuatu.

Dia menambahkan, dalam konteks komunikasi, penting untuk melakukan hypnowriting yang dapat mempengaruhi atau mendapatkan apa yang kita inginkan.

Langkah yang harus diambil seorang PR dalam menulis adalah dengan memadukan “fear and hope”, yaitu mempengaruhi audience dengan mengangkat rasa insecurity atau menawarkan harapan.

Firsan mengatakan, hal yang pertama kali disasar adalah melalui kesadaran (Cognitive), kemudian membangun ketertarikan (Interest), dilanjukan dengan sisi afeksi atau perasaan di dalam hati (Desire). Kemudian mendorong audience untuk melakuikan sharing atau repost (Advocate).

Hypnowriting menurut Firsan dapat dilakukan dengan mendesain narasi atau gambar yang segera direspons oleh croc brain (bagian otak yang bersifat emosional), dan juga mempengaruhi Neo Cortex (bagian otak yang lebih rasional). 

"Penulis atau praktisi komunikasi harus memahami struktur audience-nya apakah lebih banyak croc brain atau neo cortex. Hal ini penting untuk merencakan strategi komunikasi ke depan," pungkas Firsan. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Djainab Natalia Saroh, Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler