jpnn.com, MAKASSAR - Tindakan wanita ini patut diacungi jempol, setelah berhasil mendamaikan dua anggota dewan yang berseteru.
Wanita tersebut merupakan Ketua DPRD Sulawesi Selatan Andi Ina Kartika Sari.
BACA JUGA: Kejam! 5 Orang Tewas di Kampung Pingki, Yahukimo
Arfandi Idris dan Saharuddin Alrif sebelumnya berseteru ketika rapat paripurna internal bersamaan dengan peluncuran aplikasi e-Aspirasi di lantai 9 kantor DPRD setempat pada Rabu (23/6) lalu.
"Berbeda boleh, perpecahan jangan. Mari jaga persaudaraan," ujar Andi Ina Kartika Sari saat rapat paripurna dua Ranperda Petanggungjawaban APBD 2020 dan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin, di kantornya, Makassar, Kamis (24/6).
BACA JUGA: Alasan untuk Menggiring Wacana Jabatan Presiden 3 Periode ini Mengada-ada
Dia pun mengutip ayat dalam Al-Qur'an dengan menyebut orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Maka, damaikanlah (perbaiki hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapatkan rahmat.
Legislator perempuan asal Fraksi Golkar itu menekankan sesama muslim semua bersaudara seiman, bahkan dengan non muslim pun bersaudara sebangsa dan tanah air.
BACA JUGA: Jangan Gegara Nobar Perempat Final, Tak Menonton Final EURO 2020!
"Jangan hapus persaudaraan hanya karena sebuah kesalahan. Namun hapuslah sebuah kesalahan demi utuhnya persaudaraan," ujarnya mengingatkan kemudian menutup rapat.
Andi Ina pun merangkul keduanya untuk bersalaman agar meredam konflik, hingga keduanya saling berpelukan untuk menurunkan tensi masing-masing guna melupakan persoalan tersebut.
Usai rapat paripurna, Syaharuddin Alrif mengatakan kejadian kemarin merupakan dinamika dalam persidangan dan itu hal biasa dalam persidangan.
"Peristiwa itu saya mau launching e-Aspirasi yang sangat memudahkan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi walau tidak berkumpul banyak di masa pandemi ini," ujar Sekretaris DPW Partai NasDem Sulsel ini.
Wakil Ketua DPRD Sulsel ini menyatakan tetap teguh dalam pendirian karena memperjuangkan masyarakat Sulsel dengan 24 kabupaten kota, sebab masyarakatnya pasti ingin menyalurkan aspirasinya walaupun berada di daerah terjauh.
Dia pun tidak akan memperpanjang masalah itu.
"Kalau itu masalah persoalan masyarakat, pasti saya akan berani untuk memperjuangan ya," ucap legislator Fraksi NasDem Sulsel itu.
Sedangkan Arfandy Idris mengemukakan sebenarnya tidak ada masalah karena dia hanya meminta bagaimana rapat internal tersebut ditutup lebih awal, kemudian dilanjutkan kembali membuka rapat dengan agenda peluncuran aplikasi e-Aspirasi.
Namun urung dilakukan pimpinan rapat yang saat itu dipimpin Saharuddin Alrif.
"Walau saya yang salah, tapi bagaimana pun sebenarnya rapat itu mesti ditutup lebih awal dulu, lalu dilanjutkan ke agenda selanjutnya. Tetapi kami sudah selesaikan masalahnya," ujar legislator dari Fraksi Golkar itu.
Sebelumnya, terjadi adu mulut saat peluncuran aplikasi e-Aspirasi pada Rabu (23/6).
Ihwal terjadinya pertengkaran itu karena Arfandi Idris menyela dengan mengajukan intrupsi saat pemutaran video peluncuran aplikasi.
Dia mengatakan pemutaran video tidak ada dalam agenda rapat paripurna intern dan meminta rapat ditutup dulu, baru dilanjutkan kembali dengan agenda peluncuran.
Intrupsi itu pun disanggah pimpinan rapat, Saharuddin Alrif bahwa sudah disampaikan diawal ada agenda peluncuran aplikasi E-Aspirasi, setelah pembahasan dua Ranperda itu.
Dia bersikukuh dimasukkan agenda karena sudah disampaikan sebelumnya saat rapat dibuka.
Akhirnya terjadi ketegangan antara keduanya, namun rapat tetap berlanjut.
Usai menutup sidang, Sahar turun podium lalu menimpali Irfan Idris dan sempat memukul meja dengan mengatakan telah berusaha menghargai senior.
Dia juga mengatakan tidak takut kepada siapa pun. Karena menurutnya, itu sudah sesuai aturan.
Idris pun mendatangi Sahar untuk berbicara, namun tidak digubris hingga terjadi adu mulut.
Beruntung, anggota lain cepat melerai keduanya mencegah terjadi adu fisik.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang