jpnn.com, SURABAYA - Drama kolosal Surabaya Membara yang digelar di depan Kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat malam (9/11) berubah menjadi duka. Acara yang digelar untuk memperiingati Hari Pahlawan 10 November itu berubah mencekam setelah belasan orang penonton yang ada di viaduk rel kereta api di atas Jalan Pahlawan berjatuhan.
Setidaknya tiga orang penonton meninggal dunia dan belasan lainnya menderita patah tulang dan luka dalam. Korban meninggal dunia sebanyak dua orang dievakuasi ke RSU Dr Soetomo, sedangkan satu lainnya dilarikan ke RSUD Dr Soewandhi Surabaya.
BACA JUGA: Rahasia Persatuan Pahlawan Kemerdekaan Indonesia (2)
Acara tahunan tersebut berubah menjadi tragedi setelah banyak warga yang melihat drama dari atas viaduk Jalan Pahlawan. Saat akan dimulainya acara sekitar pukul 19.55, Kereta api diesel (KRD) rute Sidoarjo-Bojonegoro tiba-tiba melintas di jembatan rel tersebut.
Sontak terdengan suara teriakan histeris dari arah viaduk, sehingga masyarakat yang hadir terkejut. Meski terlihat melambatkan lajunya, KRD yang bergerak dari arah timur menuju barat menabrak kerumunan penonton yang bertahan di tepian viaduk tanpa pagar pembatas itu.
BACA JUGA: Nuansa Kepahlawanan dalam Segelas Kopi
Akibatnya, belasan penonton berjatuhan ke jalan raya. Bahkan ada penonton yang terlindas kereta hingga tewas.
Salah satu korban yang dibawa ke RSU Dr Soetomo tercatat atas nama Erikawati (9) warga Jalan Kalimas Barat nomor 61. Keluarga korban datang ke kamar mayat sekitar pukul 21.30.
BACA JUGA: Cintai Puspa Nasional Wujud Semangat Kepahlawanan
Nenek korban, Riyati, datang dan melihat kondisi cucunya tersebut. Korban merupakan siswi kelas III SD Dharmasiswa, Jalan Bulak Banteng Surabaya.
Dari keterangan Riyati, korban menonton acara tersebut bersama orang tuanya. "Itu benar Erikawati," teriaknya disambut derai air mata.
Riyati mengatakan, korban bersama orang tuanya menonton ke Tugu Pahlawan. "Ibunya ada di RS PHC patah tulang," ujarnya.(gun/jay/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Filatelis Sambut Hari Pahlawan, Banyak yang Langka
Redaktur & Reporter : Antoni