jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pertahanan Khairul Fahmi memuji Menteri Pertahanan Prabowo Subianto setelah PT PAL Indonesia dan Naval Group menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan RI.
Adapun penandatanganan itu dipimpin oleh Prabowo Subianto, untuk dua kapal selam (kasel) Scorpene Evolved Full LiB.
BACA JUGA: Bea Cukai Jatim I Berikan Izin Fasilitas KITE Kepada PT PAL Indonesia
Menurut Fahmi, kerja sama antara kedua negara itu selain memberi manfaat langsung berupa penambahan kekuatan juga sebagai langkah maju dalam pembangunan pertahanan nasional, khususnya di sektor maritim.
"Menurut saya adalah langkah maju dalam pembangunan pertahanan nasional khususnya di sektor maritim, terutama terkait penguasaan teknologi," kata Fahmi, Selasa (2/4).
BACA JUGA: Dirut PT PAL Segera Duduk di Kursi Sidang
Fahmi mengatakan kesepakatan kerja sama itu akan meningkatkan kapabilitas dan peluang bisnis bagi industri pertahanan nasional.
Sebab, kerja sama meliputi skema alih teknologi, riset dan pengembangan maupun pembangunan kapal selam yang secara keseluruhan rencananya dilaksanakan dengan mengoptimalkan aset dan sumber daya PT PAL.
“Bahkan menurut saya, jika berjalan sesuai rencana, dampak kerja sama ini bisa jauh lebih besar dibanding kerja sama dengan mitra sebelumnya, yaitu DSME (Hanwha Ocean) Korea Selatan,” kata Fahmi lagi.
Keunggulan Scorpene
Scorpene Evolved Full LiB yang akan dibangun di PT PAL adalah kapal selam yang dilengkapi sistem energi mutakhir dengan menggunakan baterai Lithium-ion. Kapal tersebut memiliki banyak kemampuan otomatisasi yang memungkinkan pengoperasian dengan jumlah awak kapal lebih sedikit.
Penggunaan baterai juga memungkinkan waktu pengisian yang lebih singkat, sehingga mampu meningkatkan daya tahan total hingga 80 hari dengan 78 hari terendam. Kecepatan lebih tinggi dan kemampuan jelajah lebih dari 8000 mil laut, yang pada akhirnya menjanjikan tercapainya mobilitas taktis yang lebih optimal.
Kapal selam Scorpene terbaru ini juga disiapkan untuk mampu beroperasi lebih senyap dan tersembunyi, baik di perairan dalam maupun dangkal dan menjalankan berbagai misi seperti perang anti-permukaan dan anti-kapal selam, pengumpulan intelijen maupun operasi khusus.
Merujuk pada kebutuhan kapal selam yang disampaikan oleh KSAL Laksamana Muhammad Ali beberapa waktu lalu, tidak berlebihan jika dikatakan Scorpène Evolved yang dilengkapi sistem tempur generasi terbaru, SUBTICS dan dapat membawa 18 torpedo atau rudal anti kapal dengan 6 tabung peluncur ini, akan mampu menjawab tantangan pertahanan laut Indonesia di masa depan.
Selain 2 kapal selam Scorpene Indonesia, sebanyak 14 unit lain juga dirancang dan diadaptasi oleh Naval Group untuk pasar ekspor, sedang beroperasi atau sedang dibangun di seluruh dunia. Di antaranya 2 untuk Angkatan Laut Chili; 2 untuk Angkatan Laut Malaysia; 4 untuk Angkatan Laut Brasil Angkatan Laut dan 6 untuk Angkatan Laut India.
Karakteristik utama Scorpène Evolved:
• Perpindahan permukaan: 1.600 – 2.000 ton
• Panjang keseluruhan: 72 m
• Kecepatan terendam: >20 knot
• Kedalaman penyelaman: >300 m
• Otonomi: >78 hari dalam misi 80 hari
• Otonomi terendam: >12 hari
• Kru: 31
• Total muatan senjata: 18
• Tabung senjata: 6
• Sistem manajemen tempur SUBTICS
• Ketersediaan operasional di laut: >240 hari per tahun
Adapun perjanjian kerja sama pertahanan yang ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan Prancis pada Agustus 2021, Indonesia telah sepakat memilih Naval Group dan PT PAL Indonesia untuk mengerjakan proyek kasel bersama.
Lalu pada Februari 2022, kedua perusahaan tersebut juga telah bekerja sama melalui perjanjian kemitraan strategis (strategic partnership agreement-SPA).
Kontrak tersebut mencakup pengiriman dua kapal selam Scorpene yang akan dibangun di galangan kapal PT PAL, dengan melibatkan _transfer of knowledge_ (ToK) dan _transfer of technology_ (ToT) dari Naval Group, dan pemanfaatan 100 persen aset produksi PT PAL. Penandatanganan kesepakatan itu disaksikan oleh Prabowo dan Menteri Angkatan Bersenjata Perancis Florence Parly, di Kemhan RI, Jakarta.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul