Kerjasama Pekerja dan Pengusaha Dukung Perekonomian Nasional

Senin, 16 April 2018 – 19:54 WIB
Peringatan Hari Ulang Tahun Serikat Pekerja SUCOFINDO Ke-19 di Jakarta, Senin (16/4). Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah perkembangan ekonomi global yang kian kompetitif, dibutuhkan pertumbuhan yang lebih cepat.

Oleh karena itu, semua pihak harus bahu membahu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia agar lebih baik lagi.

BACA JUGA: Kisah Heroik, TKI Selamatkan Anak Majikan di Kebakaran Yacht

Berdasarkan ranking Global Competitiveness Index, daya saing Indonesia terus meningkat.

Saat ini Indonesia ada di peringkat ke-36 dari 190 negara. Peringkat ini membaik 5 (Lima) peringkat dibanding tahun sebelumnya. Namun begitu,

BACA JUGA: Menaker Hanif Dhakiri: Pendidikan Vokasi Bukan Kelas Dua

"Untuk terus meningkatkan daya saing dibutuhkan kontribusi dan kerja sama dari masing-masing pelaku usaha termasuk di dalamnya unsur pekerja, pengusaha dan pemerintah," kata Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker, Haiyani Rumondang saat mewakili Menteri Ketenagakerjaan RI menyampaikan sambutan dalam acara Peringatan Hari Ulang Tahun Serikat Pekerja SUCOFINDO Ke-19 di Jakarta, Senin (16/4).

Dirjen Haiyani mengatakan hubungan industrial memiliki kontribusi yang cukup signifikan dalam meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

BACA JUGA: Jelang May Day, Kemnaker Gelar Cek Kesehatan Gratis

Kolaborasi dan komitmen diantara para pelaku Hubungan Industrial akan mendorong terciptanya target pertumbuhan ekonomi.

Pada 2018 ini, Bank Indonesia memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar antara 5.1 sampai 5.5 persen.

Sedangkan Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,3 persen.

"Laporan Forum Ekonomi Dunia tersebut juga membantu kita dalam mengidentifikasi tantangan yang harus diatasai dan merancang strategi pertumbuhan ekonomi," kata Dirjen Haiyani.

Beberapa tantangan ketenagakerjaan yang harus dihadapi Indonesia saat ini, kata Dirjen Haiyani, antara lain masih rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM). Dimana angkatan kerja Indonesia masih didominasi lulusa SD-SMP.

Selain itu, revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan revolusi digital, menuntut adanya transformasi industri yang menyebabkan adanya perubahan pada karakter dan jenis pekerjaan.

Menurut Dirjen Haiyani, proses ini akan terus berjalan dan kita harus bisa menepis dampak negatifnya. Salah satu antisipasinya adalah untuk semakin membangun modal manusia (human capital).

"Hanya mereka yang berkompetensi dan berinovasi yang bisa bertahan," ujarnya.

Agar seluruh stakehokder mampu mengantisipasinya dengan baik, Dirjen Haiyani menekankan pentingnya dialog sosial.

Menurutnya, dialog sosial inilah sarana bagi semua pihak untuk menuangkan gagasannya. Termasuk, mencari jalan keluar manakala terjadi perselisihan.

"Dalam interaksi hubungan industrial, kita ini kan mitra yang sejajar. Artinya sejajar, keterbukaan harus dikedepankan," pungkasnya. (jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Kunci Tingkatkan Daya Saing Industri Sawit Indonesia


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler