JAKARTA - Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Teuku Ramli Zakaria menyampaikan, jeleknya kualitas kertas lembar jawaban ujian nasional (LJUN) tidak hanya ada di Aceh, tapi juga di Jogjakarta.
"Saya meninjau UN di Jogja. Di sana pelaksanaannya berjalan baik. Tapi memang ada keluhan siswa, kualitas LJU lebih tipis dan kualitasnya menurun dibanding tahun lalu," kata Teuku Ramli dalam diskusi bertema Ujian (setengah) Nasional di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4).
Kendati ada persoalaan yang terjadi, pihaknya mengakau persiapan UN oleh BSNP dari tahun ke tahun sudah dilakukan perbaikan, baik dari masukan masyarakat ataupun hasil monitoring lapangan. Salahnya dengan adanya 20 variasi soal untuk memperkecil kecurangan.
Sementara itu, Staf Khusus Mendikbud bidang komunikasi media, Sukemi kembali menegaskan, persoalan UN terjadi akibat adanya satu dari enam perusahaan pemenang tender tidak bisa memenuhi pengiriman naskah UN ke 11 provinsi.
"Perusahaan yang bermasalah itu satu (PT Ghalia), yang menyebabkan 11 provinsi ditunda. Kita mengunjungi percetakannya, melihat pola kerja di sana, setelah mengatakan tidak sanggup memenuhi pengiriman naskah soal ke 11 provinsi," jelas Sukemi.
Atas kondisi itulah, lanjut dia, diambil keputusan menunda UN di 11 provinsi itu. Dikatakannya juga, bahwa sebenarnya saat PT Ghalia menyerah, sebenarnya pencetakan sudah selesai. Namun yang berantakan itu terjadi saat pengepakan naskah untuk 11 provinsi.
Nah, untuk mengatasi persoalan itupula, Kemdikbud meminta bantuan tenaga ratusana mahasisa asal IPB untuk ikut melakukan pengepakan sesuai dengan petunuk yang ada, agar prosesnya cepat selesai.
Namun upaya inipun belum bisa mencapai target karena naskaha Kaltim masih terlambat pendistrusiannya, hingga UN di sana ditunda kedua kali.(fat/jpnn)
"Saya meninjau UN di Jogja. Di sana pelaksanaannya berjalan baik. Tapi memang ada keluhan siswa, kualitas LJU lebih tipis dan kualitasnya menurun dibanding tahun lalu," kata Teuku Ramli dalam diskusi bertema Ujian (setengah) Nasional di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4).
Kendati ada persoalaan yang terjadi, pihaknya mengakau persiapan UN oleh BSNP dari tahun ke tahun sudah dilakukan perbaikan, baik dari masukan masyarakat ataupun hasil monitoring lapangan. Salahnya dengan adanya 20 variasi soal untuk memperkecil kecurangan.
Sementara itu, Staf Khusus Mendikbud bidang komunikasi media, Sukemi kembali menegaskan, persoalan UN terjadi akibat adanya satu dari enam perusahaan pemenang tender tidak bisa memenuhi pengiriman naskah UN ke 11 provinsi.
"Perusahaan yang bermasalah itu satu (PT Ghalia), yang menyebabkan 11 provinsi ditunda. Kita mengunjungi percetakannya, melihat pola kerja di sana, setelah mengatakan tidak sanggup memenuhi pengiriman naskah soal ke 11 provinsi," jelas Sukemi.
Atas kondisi itulah, lanjut dia, diambil keputusan menunda UN di 11 provinsi itu. Dikatakannya juga, bahwa sebenarnya saat PT Ghalia menyerah, sebenarnya pencetakan sudah selesai. Namun yang berantakan itu terjadi saat pengepakan naskah untuk 11 provinsi.
Nah, untuk mengatasi persoalan itupula, Kemdikbud meminta bantuan tenaga ratusana mahasisa asal IPB untuk ikut melakukan pengepakan sesuai dengan petunuk yang ada, agar prosesnya cepat selesai.
Namun upaya inipun belum bisa mencapai target karena naskaha Kaltim masih terlambat pendistrusiannya, hingga UN di sana ditunda kedua kali.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nuh Jamin Distribusi Soal UN Tidak Terlambat
Redaktur : Tim Redaksi