JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengungkapkan saat ini pihaknya belum selesai menghitung total kerugian akibat banjir yang terjadi di Jakarta sejak pekan lalu. Namun, untuk sementara Agung memperkirakan kerugiannya mencapai Rp 1 triliun.
Total kerugian sendiri baru bisa dihitung setelah bencana banjir ini berakhir. "Prosesnya penghitungannya belum berakhir. Nanti dihitung kerugian barang-barang dan aset negara daerah maupun pusat, juga kerugian yang diderita oleh masyarakat, rumah, dan peralatan rumah tangga yang dimiliki," ujar Agung sebelum menghadiri sidang Kabinet Terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/1).
Menurut Agung nilai sekitar Rp 1 triliun itu belum termasuk dengan kerugian ekonomi saat banjir terjadi. Apalagi pada Kamis pekan lalu, hampir semua aktivitas ekonomi di Jakarta dan sekitarnya tidak berjalan maksimal karena banjir. Terutama wilayah Pluit dan Grogol, Kampung Melayu dan Kampung Pulo serta Jalan Thamrin yang mengalami banjir cukup parah.
"Itu belum dihitung kerugian ekonomi. Ini harus dipikirkan. Terutama pascabencana. Harus dipikirkan," tutur Agung.
Sementara itu, terkait jumlah pengungsi, kata Agung, mengalami penurunan jumlah. Dari sekitar 40 ribu pengungsi, kini menjadi 18 ribu jiwa. Meski demikian, Agung menyarankan, agar warga pengungsi yang rumahnya masih terkena dampak banjir tidak buru- buru kembali.
Hal ini agar mudah penanganannya oleh pemerintah jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama apabila timbul penyakit-penyakit akibat banjir.
"Setelah banjir biasanya muncul penyakit-penyakit, ini juga kita segera antisipasi. Kalau belum memungkinkan sebaiknya tidak kembali ke rumah dulu, agar bisa diantisipasi masalah yang dihadapi warga," pungkas Agung. (flo/jpnn)
Total kerugian sendiri baru bisa dihitung setelah bencana banjir ini berakhir. "Prosesnya penghitungannya belum berakhir. Nanti dihitung kerugian barang-barang dan aset negara daerah maupun pusat, juga kerugian yang diderita oleh masyarakat, rumah, dan peralatan rumah tangga yang dimiliki," ujar Agung sebelum menghadiri sidang Kabinet Terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/1).
Menurut Agung nilai sekitar Rp 1 triliun itu belum termasuk dengan kerugian ekonomi saat banjir terjadi. Apalagi pada Kamis pekan lalu, hampir semua aktivitas ekonomi di Jakarta dan sekitarnya tidak berjalan maksimal karena banjir. Terutama wilayah Pluit dan Grogol, Kampung Melayu dan Kampung Pulo serta Jalan Thamrin yang mengalami banjir cukup parah.
"Itu belum dihitung kerugian ekonomi. Ini harus dipikirkan. Terutama pascabencana. Harus dipikirkan," tutur Agung.
Sementara itu, terkait jumlah pengungsi, kata Agung, mengalami penurunan jumlah. Dari sekitar 40 ribu pengungsi, kini menjadi 18 ribu jiwa. Meski demikian, Agung menyarankan, agar warga pengungsi yang rumahnya masih terkena dampak banjir tidak buru- buru kembali.
Hal ini agar mudah penanganannya oleh pemerintah jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama apabila timbul penyakit-penyakit akibat banjir.
"Setelah banjir biasanya muncul penyakit-penyakit, ini juga kita segera antisipasi. Kalau belum memungkinkan sebaiknya tidak kembali ke rumah dulu, agar bisa diantisipasi masalah yang dihadapi warga," pungkas Agung. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Triliunan Dana Banjir Jakarta Dipertanyakan
Redaktur : Tim Redaksi