RANGOON--Kekerasan bernuansa SARA kembali meletus di Burma menewaskan satu orang dan melukai sembilan lainnya. Sentimen anti-Islam di salah satu kota utara Rangoon tersebut terjadi di Oakkan dan menyebar ke beberapa desa di sekitarnya.
Massa anti-Muslim menyerang fasilitas ibadah umat Islam dan melakukan pembakaran sedikitnya 77 rumah, setelah seorang gadis menabrak biarawan Buddha.
Menurut BBC, Selasa (1/5), aparat kepolisian telah menangkap 18 orang setelah massa Buddha menyerang masyarakat muslim di Oakkan. Setidaknya satu dari dua masjid di dekat Oakkan rusak parah akibat kerusuhan dan beberapa ruko juga hancur.
Soe Myint, warga Mie Laung desa Sakhan, menyatakan sekitar 200 sampai 300 orang massa tiba di desa mereka dengan menggunakan sepeda motor. Massa kemudian menghancurkan masjid ketika penduduk desa menyingkir.
Mereka yang ketakutan bersembunyi di hutan atau berjongkok di sawah tatkala rumah-rumah mereka dibakar. Kini, polisi dan militer dikabarkan diterjunkan ke Oakkan untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.
Tahun lalu, bentrokan mematikan antara massa Buddha dan Muslim, sebagian besar dianggap Muslim Rohingya, menewaskan 190 orang dan 100 ribu orang lainnya jadi pengungsi.
Gelombang kekerasan ini telah menimbulkan tanda tanya kepada Presiden Burma Thein Sein, yang sebelumnya telah memperingatkan bahwa pemerintah akan menggunakan kekuatan jika perlu untuk menghentikan "oportunis politik dan ekstremis agama" dari mengobarkan kebencian antar umat beragama.(Esy/jpnn)
Massa anti-Muslim menyerang fasilitas ibadah umat Islam dan melakukan pembakaran sedikitnya 77 rumah, setelah seorang gadis menabrak biarawan Buddha.
Menurut BBC, Selasa (1/5), aparat kepolisian telah menangkap 18 orang setelah massa Buddha menyerang masyarakat muslim di Oakkan. Setidaknya satu dari dua masjid di dekat Oakkan rusak parah akibat kerusuhan dan beberapa ruko juga hancur.
Soe Myint, warga Mie Laung desa Sakhan, menyatakan sekitar 200 sampai 300 orang massa tiba di desa mereka dengan menggunakan sepeda motor. Massa kemudian menghancurkan masjid ketika penduduk desa menyingkir.
Mereka yang ketakutan bersembunyi di hutan atau berjongkok di sawah tatkala rumah-rumah mereka dibakar. Kini, polisi dan militer dikabarkan diterjunkan ke Oakkan untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.
Tahun lalu, bentrokan mematikan antara massa Buddha dan Muslim, sebagian besar dianggap Muslim Rohingya, menewaskan 190 orang dan 100 ribu orang lainnya jadi pengungsi.
Gelombang kekerasan ini telah menimbulkan tanda tanya kepada Presiden Burma Thein Sein, yang sebelumnya telah memperingatkan bahwa pemerintah akan menggunakan kekuatan jika perlu untuk menghentikan "oportunis politik dan ekstremis agama" dari mengobarkan kebencian antar umat beragama.(Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oposisi Keluhkan Tinta Antiluntur
Redaktur : Tim Redaksi