Kesabaran Joe Biden Habis, Hubungan AS-Saudi di Ujung Tanduk

Rabu, 12 Oktober 2022 – 15:38 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman (kanan) menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Istana Al Salman, di Jeddah, Arab Saudi, 15 Juli 2022. Bandar Algaloud/Saudi Royal Court/HO via REUTERS/as

jpnn.com, WASHINGTON DC - Hubungan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi terus memburuk. Lawatan Presiden Joe Biden ke Negeri Petro Dolar pada Juli lalu tampaknya tak membuahkan hasil yang diharapkan.

Juru bicara bidang keamanan Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa Biden tengah mempertimbangkan kelanjutan hubungan AS-Saudi.

BACA JUGA: Demi Proyek Ambisius MBS, Saudi Hukum Mati Warga yang Menolak Digusur

"Saya pikir presiden sudah sangat jelas bahwa ini adalah hubungan yang perlu terus kita evaluasi kembali, bahwa kita harus bersedia untuk meninjau kembali," kata Kirby dalam sebuah wawancara dengan CNN, Se;asa (11/10). 

Kemesraan kedua negara sudah retak sejak Biden dilantik sebagai presiden AS menggantikan Donald Trump pada Januari  2020 lalu.

BACA JUGA: Asian Games Musim Dingin 2029 Bakal Digelar di Gurun Arab Saudi

Situasi makin panas setelah rezim Biden terkesan mendukung narasi yang menyalahkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Pekan lalu, OPEC+, yang di dalamnya ada Arab Saudi dan Rusia, mengumumkan rencana mereka memangkas produksi minyak.

BACA JUGA: Saudi Beri Sinyal Naikkan Harga Minyak Mentah untuk Negara Asia

Kirby mengakui bahwa keputusan yang sangat merugikan negara importir minyak seperti AS itu telah mendorong Biden untuk menghitung ulang nilai persahabatan Arab Saudi.

"Dan tentu saja mengingat keputusan OPEC, saya pikir itulah batasnya untuk dia (Biden)."

Namun, Kirby menambahkan bahwa Joe Biden bersedia bekerja sama dengan Kongres untuk menentukan masa depan hubungan AS-Saudi.

Bob Menendez, ketua Demokrat dari Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, pada hari Senin menyerukan pembekuan kerja sama dengan Arab Saudi, termasuk pada sebagian besar penjualan senjata, menuduh kerajaan membantu menanggung perang Rusia di Ukraina setelah OPEC+ mengumumkan pekan lalu bahwa itu akan memangkas produksi minyak.

Biden kecewa dengan keputusan OPEC+, kata Kirby, dan "dia bersedia bekerja dengan Kongres untuk memikirkan seperti apa hubungan itu nantinya."

"Dan saya pikir dia akan bersedia untuk memulai percakapan itu segera. Saya tidak berpikir ini adalah sesuatu yang harus menunggu atau harus menunggu, sejujurnya, lebih lama lagi," tambah Kirby.

Masalah ini tidak hanya menyangkut perang di Ukraina tetapi juga masalah kepentingan keamanan nasional AS, tambah Kirby. (reuters/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler