jpnn.com, JAKARTA - Kesadaran kaum pria di Indonesia melakukan deteksi dini penyakit menakutkan, kanker prostat, sangat rendah.
Padahal menurut Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM dokter Irfan Wahyudi, deteksi dini sangat penting.
BACA JUGA: Saran Psikolog Bagi yang Berusaha Buat Orang lain Selalu Senang, Penting!
Penyakit ini menempati urutan kedua kasus kanker terbanyak di dunia setelah kanker paru-paru pada pria.
"Di Amerika Serikat angka deteksinya tinggi, kurang dari 5 persen yang terdiagnosis dalam stadium lanjut."
BACA JUGA: Khusus Buat Pria agar Tokcer Begituan, Konsumsi Kacang ini
"Di Eropa 10 persen kanker prostat baru yang terdiagnosis dalam stadium lanjut, bandingkan dengan negara-negara berkembang."
"Asia termasuk Indonesia angkanya 60 persen," ujar dr Irfan dalam sebuah virtual media briefing mengenai kanker prostat, Senin (6/9).
BACA JUGA: Ini Peyebabnya Pria Sulit Dipercaya Jadi Korban Pelecehan Seksual
Deteksi dini dilakukan untuk mencegah pasien kanker baru berkonsultasi ke dokter dalam kondisi stadium lanjut.
Deteksi dini bisa meningkatkan angka harapan hidup.
Menurutnya, 99 persen pasien yang didiagnosis pada stadium dini memiliki angka harapan hidup hingga 5 tahun serta kualitas hidup cukup baik.
Saat ini deteksi dini pada kanker prostat dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Antara lain, anamnesa dengan melihat riwayat medis dari pasien dan juga keluarganya.
Melakukan pemeriksaan fisik, misalnya Digital Rectal Exam (DRE) atau colok dubur untuk dan pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA).
Prostat terletak tersembunyi di bawah kandung kencing.
Pada fase awal kanker, pasien biasanya tidak mengalami keluhan apa pun sehingga banyak kasus kanker yang tidak terdeteksi dini.
"Data di Inggris, 1 dari 8 pria akan didiganosis kanker prostat selama masa hidupnya. Angka ini makin lama makin bertambah bahkan kenaikannya bisa 24 kali per tahun," tutur Irfan.
Irfan menilai perlu ada upaya berupa program deteksi dini, salah satunya melalui gerakan #kenaliprostatmu.
Tujuannya untuk mengimbau masyarakat lebih memperhatikan pentingnya deteksi dini serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan harapan hidup pasien kanker prostat.
Program yang dari dilakukan tenaga kesehatan dari FKUI-RSCM-RSUI ini juga bisa menjadi sarana mengedukasi masyarakat.
Terutama pria agar makin paham dan mau memeriksakan kesehatan prostatnya.
"Targetnya pasien kanker prostat, masyarakat awam, pendamping pasien, media. Rangkaian kegiatan berlangsung sebulan bentuknya webinar awam dengan topik berbeda setiap minggunya," katanya.
Program ini dijadwalkan berlangsung mulai 8 September hingga 30 September 2021.
Webinar menghadirkan narasumber dari spesialisasi urologi di RSCM dan RSUI, perawat dari Himpunan Perawat Urologi Indonesia (HPUI) salah satunya melalui Instagram Live RSUI.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang