jpnn.com, JAKARTA - Psikolog dari Universitas Airlangga Ni Made Putri Ariyanti mengingatkan anda yang selalu berusaha membuat orang lain senang.
Menurutnya, hal tersebut salah satu ciri kepercayaan diri yang rendah.
BACA JUGA: Dukung Maju Capres, Bara API Bantah Hambat Karier Jenderal Andika
"Faktornya ada banyak, mulai dari trauma sampai orang tua yang menuntut anaknya untuk menjadi pribadi yang membanggakan,” ujar Ni Made Putri Ariyanti dikutip dari siaran resmi, Senin (6/9).
Dia menjelaskan, orang yang dijuluki people pleaser ini dapat merasa frustrasi, karena orang-orang yang memanfaatkan people pleaser tidak menyadari pengorbanan yang diberikan.
BACA JUGA: Operasi Langka Pemisahan Kepala Bayi Kembar Berhasil Dilakukan
Psikolog dari aplikasi konsultasi psikologi Riliv itu menjelaskan tanda-tanda people pleaser.
Pertama, sering meminta maaf padahal tidak bersalah.
BACA JUGA: Wanita 24 Tahun Tewas Setelah Vaksin Kedua, Pemerintah Membantah
Bahkan, siap untuk selalu disalahkan meski itu kesalahan orang lain.
seorang people pleaser berpikir lebih baik minta maaf ketimbang dimusuhi atau dibenci orang lain.
Tiada hari berlalu tanpa meminta maaf.
Kedua, orang yang sering mengorbankan diri demi kebahagiaan orang lain perlu validasi dari orang lain.
Sebab, dia percaya hanya pantas disukai seseorang jika sudah memberikan semua yang dimiliki untuk orang lain.
Karena takut akan penolakan, dia akan berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan pujian dan persetujuan dari orang tersebut.
Ketiga, merasa bersalah saat melakukan sesuatu.
Jawaban iya dilontarkan pada setiap kesempatan karena dia akan melakukan semua hal yang diminta orang lain.
Misalnya, anda tidak ingin pergi ke sebuah acara, tetapi tetap datang.
Akhirnya merasa bersalah karena membuang-buang waktu, padahal bisa mengisinya dengan kegiatan lain yang menyenangkan di rumah.
Ni Made Putri Ariyanti memberi cara untuk berhenti menjadi people pleaser, di antaranya menolak dengan sopan ajakan teman serta memberikan alasan yang jelas.
"Sebelum katakan tidak mau, mungkin menjadi penting untuk perlu menyadari kondisi diri."
"Penting menyadari apa penyebab ingin menyenangkan orang lain dan menetapkan batasan dengan mengetahui apa yang diinginkan dan tidak diinginkan, apa yang disuka dan tidak disuka."
Saat mengatakan tidak mau, perlu diberikan penjelasan namun jangan berlebihan.
Untuk menghindari menyakiti perasaan orang lain, bisa diawali dengan pujian dan diakhiri dengan terima kasih.
Contohnya, 'terima kasih sudah mengajak aku, sayangnya aku tidak bisa hadir, tetapi lain kali beritahu aku ya.'
Kemudian, minta maaf dengan sungguh-sungguh, jangan meminta maaf hanya karena ingin merasa lebih baik mengenai dirimu sendiri.
Selanjutnya, temukan validasi dari diri sendiri dan berhenti cari validasi serta apresiasi dari orang lain.
Lakukan aktivitas yang membuatmu merasa senang karena mencapai sesuatu.
Bersenang-senanglah bersama teman-temanmu tanpa harus melakukan sesuatu untuk mereka.
"Yang terpenting, nikmati kebahagiaan yang kamu rasakan tanpa merasa bersalah. Kalau kamu merasa senang, kamu tidak perlu menyenangkan orang lain," pungkas Ni Made Putri.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang