Kesaksian Luhut, Kakeknya Dibacoki di Pasar Flamboyan, Tewas

Kamis, 15 Februari 2018 – 08:12 WIB
Satu dari tiga orang yang diamankan oleh Tim Jatanras Polresta Pontianak berkaitan dengan keributan yang terjadi di Pasar Flamboyan, Rabu (14/2). Foto: Zainuddin/Rakyat Kalbar/JPNN.com

jpnn.com, PONTIANAK - Ridwan alias Kojek, 65, tewas menggenaskan setelah dikeroyok dan dibacok di Pasar Flamboyan Pontianak, Kalbar, Rabu (14/2) sekitar pukul 11.00 WIB.

Diketahui Kojek merupakan sekuriti Pasar Flamboyan. Warga Sungai Jawi itu menghembuskan napas lantaran mengalami banyak luka tebasan senjata tajam (Sajam).

BACA JUGA: Rudi Hartono Terancam Dipenjara 5 Tahun

Urat nadi pergelangan tangan korban putus, luka pada bagian leher sebelah kiri dan bahu kiri.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group), Kojek dikeroyok oleh sejumlah kelompok orang dan menggunakan sajam.

BACA JUGA: Mobil Jemaah Tablig Akbar Kecelakaan, 11 Tewas, 3 Luka Parah

Sebelum peristiwa berdarah itu terjadi, sedang digelar pertemuan di Pasar Flamboyan. Ketika pertemuan berlangsung, sekelompok orang di pasar itu mengeluarkan sajam.

Kelompok lainnya yang merasa terancam juga mengambil sajam, sehingga terjadi keributan.

BACA JUGA: Remaja 16 Tahun Gelap Mata Lihat Wanita Paruh Baya

Saat itu, tak ada yang mengetahui bahwa kejadian ini disaksikan oleh anak berusia 14 tahun, Muhammad Luhut. Remaja ini tak lain adalah cucu dari Kojek.

Luhut melihat langsung ketika kakeknya (Kojek), berusaha menyelamatkan diri. Namun tetap dikejar oleh sejumlah kelompok orang.

“Kakek saya lagi ikut rapat, kemudian orang-orang itu mengeluarkan sajam, kakek saya lari dan dikejar ramai-ramai,” cerita Luhut. “Yang meninggal itu Kakek saya,” sambung dia.

Sebelumnya, Kojek sempat berlari pulang ke rumah mengambil sajam dan datang kembali ke pasar Flamboyan. Saat itu lah Kojek dikeroyok menggunakan Sajam. “Jumlah mereka ramai, belasan orang,” jelas Luhut.

Luhut tidak mengetahui nama-nama orang yang melakukan pengeroyokan terhadap kakeknya tersebut. Yang namanya ia kenal hanya HM.

Namun terhadap lainnya dia bisa mengenal wajah-wajahnya. “Saya melihat kakek saya dibacok, tak ada yang berani menolong,” lirihnya.

Luhut melihat belasan orang tersebut langsung melarikan diri usai membacoki kakeknya. “Mereka lari semua, saya melihat langsung kejadian itu,” ungkap Luhut.

Dalam keadaan luka parah, Kojek sempat dibawa ke RS Kharitas Bhakti untuk mendapatkan penanganan medis.

Saat itu keluarga, rekan dan teman korban berdatangan ke rumah sakit yang berada di Jalan Siam tersebut. Namun akibat luka-luka parah di sekujur bagian tubuhnya, Kojek meninggal dunia.

Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Muhammad Husni Ramli ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan membenarkan keributan yang terjadi di pasar Flamboyan berupa perkelahian dan menyebabkan seseorang meninggal dunia. “Korban mengalami luka di bagian tangan dan kepala,” ungkapnya saat ditemui di RS. Kharitas Bhakti.

Berkaitan dengan saksi-saksi dalam kejadian ini kata Husni, pihaknya sudah mengarahkan datang ke Mapolresta Pontianak untuk diambil keterangannya.

“Untuk penyebab keributan sendiri, kita masih mengumpulkan bukti-bukti, sehingga belum dapat kami sampaikan,” pungkasnya.

Ditegaskan Husni, pihaknya menangkap tiga orang, yakni HM, TF anak HM, dan KL menantu dari HM di Gang Orde Baru I Jalan Gaya Baru Kecamatan Pontianak Timur.

“Kita amankan sekitar pukul 14.20 WIB, ketiganya saat ini sedang mejalani pemeriksaan lebih lanjut,” jelasnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian, keributan awal terjadi antara Kojek dengan HM yang saat itu di dampingi anak dan menantunya, yang masing-masing membawa sajam.

“Saat itu korban lari dikejar, terjadi pembacokan dan membuat korban terjatuh, sempat dilarikan ke RS Kharitas Bhakti, namun korban tak terselamatkan,” ujarnya. (ach/arm)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-Gara Rp 2 Juta, Sumairah Terancam 4 Tahun di Penjara


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler