Kesaksian tentang Dokter Sunardi, dari Menunggak Iuran di Kampung sampai Pujian soal Kedermawanan

Minggu, 13 Maret 2022 – 18:14 WIB
Para pelayat menaikkan jenazah dr Sunardi ke ambulans yang membawanya ke Tempat Pemakaman Muslim Polokarto, Sukoharjo, Kamis (10/03). Foto: Romensy Agustino/JPNN.com

jpnn.com - Kematian seorang dokter warga Sukoharjo, Sunardi, menyisakan polemik. Media sosial masih riuh oleh berbagai komentar yang meragukan maupun meyakini pria kelahiran 10 Mei 1968 itu terlibat terorisme.

Laporan Romensy Augustino, Sukoharjo

BACA JUGA: Dokter Sunardi

RABU (10/3) malam, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyergap Sunardi di Dukuh Cendono, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Rabu (10/03) malam. Konon warga RT 03/RW 07 Dukuh Bangunsari, Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, itu sebagai sosok penting di Jamaah Islamiyah (JI).

Jenazah Sunardi dimakamkan di Tempat Pemakaman Muslim Polokarto, Sukoharjo, Kamis (10/03) malam. Dia meninggalkan seorang istri dan empat anak.

BACA JUGA: Penembakan Dokter Sunardi: Komnas HAM Panggil Densus 88

Banyak orang yang mengaku mengenal Sunardi dan menganggapnya sebagai sosok dermawan serta suka membantu. Namun, ada pula warga yang menganggapnya tidak pernah bersosialisasi.

Ketua RT di tempat Sunardi berdomisili, Bambang Pujiana, menyebut warganya itu bersikap tertutup dan tidak tertib administrasi kampung.

BACA JUGA: Dokter Sunardi Tewas Ditembak Densus 88, Fadli Zon Berkomentar Pedas

Bambang yang menjadi ketua RT sejak 2019 menyatakan Sunardi tidak pernah mengikuti kegiatan warga. Saat warga menggelar kegiatan kampung, Sunardi tidak pernah ikut bergabung maupun sekadar bersosialisasi dengan para tetangganya.

"Saya tidak tahu alasannya apa, orangnya itu tertutup dan pendiam," kata Bambang saat ditemui JPNN.com, Sabtu (12/3).

Menurut Bambang, dr. Sunardi juga tidak membayar iuran untuk kegiatan warga. Oleh karena itu, Sunardi tidak dimasukkan ke WhatsApp Group (WAG) warga.

Memang Sunardi sering beribadah di masjid setempat. Bambang pun kerap bertemu Sunardi di masjid.

Namun, tutur Bambang, selama ini Sunardi tidak pernah mengobrol dengan warga. "Setahu saya, dia tinggal dengan istri dan empat anaknya yang sudah besar," kata Bambang.

Sebagai dokter, Sunardi membuka praktik di rumahnya. Namun, Bambang mengatakan tempat praktik itu sepi.

"Tidak ramai pasien yang datang," tutur Bambang.

Walakin, di tempat lain justru Sunardi dianggap sebagai sosok yang baik. Dokter lulusan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu dikenal sebagai pribadi dermawan, suka menggratiskan biaya pengobatan pasien, dan sering terlibat berbagai aksi sosial.

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS Reviono mengatakan selama ini Sunardi dikenal sebagai sosok yang baik. Reviono mengaku menerima informasi soal itu dari grup WA alumnus FK UNS.

"Orangnya baik, praktik di lingkungannya juga diterima baik. Hanya sebatas itu," katanya Reviono saat ditemui wartawan di kantornya Jumat, (11/03) siang.

Penilaian senada datang dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo dr. Arif Budi Satria. Memang Arif tidak mengenal Sunardi secara personal.

Arif hanya mengetahui Sunardi sebagai dokter umum yang sering melakukan praktik pengobatan untuk kepentingan sosial. "Banyak yang digratiskan oleh beliau," ujarnya.

Dokter Arif mengaku mengetahui soal itu ketika Sunardi mengurus surat izin dan administrasi praktik kedokteran ke IDI Sukoharjo.

"Kami jarang bertemu, tetapi sebagai sesama anggota IDI tentu tahu," kata Arif.

Anggota Tim Advokasi The Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono punya info lain soal Sunardi. Menurutnya, Sunardi tak hanya melayani pasien di rumahnya, tetapi juga membuka klinik di daerah Semanggi, Pasar Kliwon, Solo.

Sunardi juga menjadi ahli kesehatan bagi salah satu pondok pesantren. Selain itu, dia aktif dalam kegiatan tanggap bencana dan aktivitas sosial lainnya.

Sebagai dokter, Sunardi kerap menggratiskan biaya pengobatan para pasiennya. Oleh karena itu, dia dikenal sebagai dokter dermawan.

"Kelebihannya ialah mengabdikan jerih payahnya bersama dengan umat. Banyak kesaksian yang menyatakan itu," ujar Endro.(mcr21/JPNN.com)

 


Redaktur : Antoni
Reporter : Romensy Augustino

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler