jpnn.com, PAPUA - Tokoh agama di Beoga Provinsi Papua Pendeta Jupinus Wama mengungkapkan aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB) dinilai sudah tidak berperikemanusiaan.
KKB mengganggu anak-anak perempuan di kampung tersebut.
"KKB selain melakukan pembakaran dan penembakan yang menewaskan dua orang guru juga mengganggu anak perempuan yang ada di kampung," ungkap Pendeta Wama di Beoga, Papua, Minggu (18/4).
Humas Satgas Nemangkawi dalam keterangan persnya menyatakan, Pdt Wama juga mengakui, anggota KKB sudah tidak lagi menganggap mereka para gembala (gereja).
BACA JUGA: Selamat dari Serangan KKB, Suku Dambet Gelar Ritual Bakar Batu
Pendeta Wama menyebut Kampung Beoga sudah hitam akibat ulah KKB.
"Aksi yang dilakukan KKB tidak berperikemanusiaan karena mereka kasih hancur bukan hanya gedung sekolah saja, tapi kami punya anak anak perempuan dihancurkan, termasuk rumah," ungkap Pendeta Wama.
Pendeta Wama menyatakan, sejumlah warga masih ketakutan dan khawatir akan kembalinya KKB sehingga kehadiran TNI-Polri membuat warga merasa aman.
BACA JUGA: Kronologi KKB Bakar Honai dan 3 Rumah Guru di Beoga
“Sekarang sudah relatif aman dengan kehadiran TNI-Polri sehingga akan memanggil kembali keluarga yang sempat lari ke hutan," ujar Pdt Jupinus Wama.
Kapolsek Beoga Ipda Ali Akbar secara terpisah sebelumnya mengakui, Sabtu (17/4), KKB kembali melakukan pembakaran terhadap rumah warga dan fasilitas pendidikan berupa perumahan guru dan sekolah di Dambek.
"Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut dan kebakaran di gedung sekolah dapat segera dipadamkan warga hingga yang terbakar hanya pintunya," kata Ipda Ali Akbar.
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Elvi Robia