jpnn.com - jpnn.com --Anisa Putri Amelia, 10, bocah kelas V SD meregang nyawa pekan lalu karena dibunuh tetangganya sendiri.
Kini, rumah Anisa di Desa Margorejo, Kurungannyawa, Pesawaran, didatangi banyak kerabat yang menyampaikan dukacita.
BACA JUGA: Sewa Kamar Melati Bertiga, Tahunya Cewek Dibunuh
Aswadi, 37, ayah Anisa, tampak tegar. Tangan kanannya memegang tasbih. Sambil berzikir, dia menerima tamu yang datang melayat.
Namun, istrinya, Asih Triyanti, 36, tidak setegar Aswadi. Matanya terlihat merah karena tak berhenti menangis.
BACA JUGA: Orang Tua Eno Parihah Puas, Sangat Puas
Dia tampak terpukul dengan kematian putrinya.
Asih menuturkan, ada permintaan Anisa yang belum sempat dipenuhi. Pada Jumat siang (17/2), Anisa sempat menelepon.
BACA JUGA: Tok Tok Tok! Hukuman Mati untuk Pembunuh Eno Parihah
Kala itu Asih tengah berada di Pasirgintung, Tanjungkarang Pusat.
''Dia minta dibelikan rok putih. Saya bilang, kita beli rok putihnya hari Minggu (19/2) aja,'' katanya sambil terisak.
Asih tak menyangka rok putih itu adalah permintaan terakhir putri tercinta.
Sebab, pada Jumat malam (16/2), Anisa ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di pinggir sungai Jln Persada II, Gg Alfatah, Kelurahan Kemilingraya, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung.
Dia pun menyesal tak sempat memenuhi permintaan terakhir putrinya.
''Saya sedih sekali mengingatnya. Kalau tahu itu permintaannya yang terakhir, saya akan langsung membelikannya. Tetapi, sayang, semua itu tidak terjadi karena anak saya telah tiada,'' ucapnya perlahan.
Asih mengaku telah mengikhlaskan kepergian Anisa. Namun, dia tetap meminta agar MK, 14, tersangka pembunuh Anisa, dihukum berat.
''Anak itu masih kecil, tetapi perbuatannya keji. Jadi, saya minta dihukum seberat-beratnya dan diusut sampai tuntas,'' ujarnya.
Menurut dia, saat peristiwa nahas itu terjadi, sebenarnya Anisa sudah diminta Aswadi untuk diam di rumah saja. Sementara itu, Aswadi menunaikan salat Jumat.
''Suami saya berpesan untuk tidak ke mana-mana. Tetapi, setelah ia pulang Jumatan, Anisa tidak ada. Kata adiknya dibawa pelaku,'' jelas dia.
Pada Jumat (17/2) lalu sekitar pukul 22.00, mayat Anisa ditemukan di tepian sungai Jalan Persada 2. Ada luka bekas sayatan senjata tajam.
Anisa Diduga dia jadi korban pembunuhan. Lalu, Sabtu (18/2), 00.10 WIB, aparat berha
sil membekuk tersangka MK, 14. Tetangga korban.
Di hadapan petugas, MK mengakui perbuatannya. Alasannya, dia kesal dan dendam karena adik dan orang tuanya sering diejek korban. Motif lain, MK mengincar kalung korban.
Modusnya, MK mengajak korban ke belakang rumah, lalu memaksa korban menyerahkan kalung.
Karena menolak, korban ditusuk dengan pisau. Lalu, didorong ke jurang yang bawahnya sungai. Ternyata Anisa masih hidup.
Lalu, pelaku menganiaya korban dan menyeret ke seberang sungai. Jasad AP disembunyikan di balik semak.
Terpisah, Kapolres Pesawaran AKBP M. Syarhan mengatakan, kasus pembunuhan Anisa dilimpahkan ke Polres Pesawaran.
Berkas kasus tersebut masuk Sabtu (18/2). Kasus itu dilimpahkan karena lokasinya berada di perbatasan Kabupaten Pesawaran dan Kota Bandar Lampung.
''Tersangka dan barang bukti sudah berada di Polres Pesawaran,'' ujarnya saat dikonfirmasi kemarin.
Menurut Syarhan, MK ditempatkan di ruangan terpisah. Tak dicampur dengan tersangka lain yang telah dewasa.
MK, kata dia, berada dalam kondisi baik. Bocah kelas VI SD itu tetap mau makan. MK juga lebih tenang.
Dia menyatakan, MK juga sudah memiliki pendamping hukum. Saat ini MK terancam dua pasal.
Yakni, pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan (curas). (cw25/ozi/c1/wdi/c19/ami/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terdakwa Pembunuh Eno Parihah Mengaku Disiksa Polisi
Redaktur & Reporter : Natalia