jpnn.com, JAKARTA - Kehamilan adalah salah satu masa kritis yang bisa menentukan kualitas generasi yang akan datang.
Ketidakcukupan zat gizi, kondisi kesehatan yang kurang baik saat hamil bisa menurunkan kesehatan janin yang menghambat pertumbuhan organ-organ vital janin seperti otak, dan jantung.
BACA JUGA: Buah Nangka Bisa Sebabkan Keguguran?
Kehamilan yang tidak sehat juga bisa mengakibatkan anak lahir dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan mengalami stunting yang bisa berdampak secara jangka pendek dan jangka panjang pada anak seperti gangguan perkembangan kognitif anak, menurunnya produktivitas
Bahkan bisa meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM) di masa yang akan datang.
BACA JUGA: Forum Ilmiah Dokter Umum: MSG Tidak Bikin Orang Bodoh
Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi ibu di masa kehamilan bisa mendukung pertumbuhan janin secara optimal.
Konsumsi makanan bergizi dengan jumlah yang cukup, aman, beragam dan sesuai dengan prinsip gizi seimbang bisa membantu mewujudkan kehamilan yang sehat.
BACA JUGA: Hamil Tiga Bulan, Ardina Rasti Pasrah soal Satu Ini
Keamanan pangan dan gizi seimbang merupakan hal yang penting dalam rangka mewujudkan kehamilan yang sehat untuk generasi sehat, cerdas dan berprestasi.
Sejalan dengan hal tersebut, Asosiasi Nutrisionis Olahraga dan Kebugaran Indonesia (ANOKI) bekerja sama dengan PT Ajinomoto Indonesia dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) daerah menyelenggarakan Seminar Gizi Nasional di enam lokasi.
Yaitu Banten, Malang, Salatiga, Yogyakarta, Sidoarjo, dan Purwokerto.
Temanya adalah “Memahami Pentingnya Kesehatan Kehamilan Melalui Gizi Seimbang Untuk Generasi Sehat dan Berprestasi”.
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan peserta yang merupakan Bidan tentang Kehamilan Sehat melalui Gizi Seimbang dan Keamanan Pangan bagi ibu hamil.
Terutama dalam hal penggunaan MSG, cara pemenuhan kebutuhan gizi selama kehamilan, mengaplikasikan cara hidup sehat dan bugar khususnya saat masa kehamilan di masing-masing kota.
Seminar dan diskusi ini terdiri dari 4 bagian, yaitu pembukaan, panel 1, panel 2 dan penutupan.
Pada panel 1, Dr. Ir. Annis Catur Adi, Kepala Departemen Gizi Kesehatan FKM Universitas Airlangga menyampaikan materi berjudul “Cermat Memilih dan Memilah Makanan Tepat (bergizi seimbang & aman) bagi ibu hamil”.
Ini diikuti dengan tes rasa telur dadar yang terdiri dari dua sampel dengan MSG dan hanya garam, untuk menunjukkan rasa yang lebih enak bisa dicapai dengan penambahan MSG dan penggunaan garam yang lebih sedikit.
Peserta nantinya akan mencoba dan memilih sampel mana yang lebih mereka sukai.
“Pengaturan makan pada ibu hamil harus sesuai dengan prinsip gizi seimbang. Pola makan gizi seimbang dapat menghindarkan ibu hamil dari kondisi seperti mual, muntah, edema, hipertensi, diabetes, dan juga hyperemesis,” kata Dr. Annis.
Sementara itu terkait hipertensi pada ibu hamil, Dr. Annis menjelaskan berakibat pada kondisi pre-eklampsi dan eklampsi sehingga mengakibatkan kondisi gawat janin dan membahayakan kondisi Ibu.
“Salah satu solusi agar hal itu tidak terjadi yaitu Diet Rendah Garam,” imbuhnya.
Namun, di sisi lain diet rendah garam mengakibatkan kelezatan makanan menjadi berkurang dan mengganggu palatabilitas ibu hamil.
Ibu hamil menjadi tidak nafsu makan dan asupan gizi menjadi berkurang.
“Umami (rasa gurih) bisa menjadi salah satu bahan untuk menambah nafsu makan. Tambahkan sumber rasa umami seperti glutamat seperti pada bumbu Monosodium Glutamat (MSG) sehingga asupan gizi ibu hamil tercukupi dengan rasa yang lezat dan tetap rendah garam,” tuturnya.
Selanjutnya pada panel dua, pembicara dari pihak BPOM Sidoarjo akan mempresentasikan mengenai “Regulasi Keamanan Pangan Monosodium Glutamat”. Kemudian dicta oleh pembicara dari pihak IBI Sidoarjo mengenai “Peran Bidan dalam mendukung gerakan 1000 HPK”.
Melalui kegiatan ini diharapkan para bidan memiliki pengetahuan yang baik mengenai gizi seimbang dan keamanan pangan juga turut aktif mengedukasi ibu hamil di berbagai daerah melalui unit kerja rumah sakit, posyandu, dan media massa.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamil Tiga Bulan, Ardina Rasti Masih Sering Pulang Subuh
Redaktur & Reporter : Natalia