JAKARTA - Pemerintah Indonesia siap memperjuangkan kepentingan perdagangan negara-negara berkembang dan negara belum berkembang (least developed country) dalam pertemuan tingkat menteri ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Bali, Desember 2013 mendatang.
Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Iman Prambagyo dalam konferensi pers pertama persiapan Indonesia sebagai tuan rumah WTO, di gedung Kemendag, Kamis (21/3).
"Menag siap bila harus melakukan pendekatan pada siapapun untuk perundingan, agar hasil yang dicapai sesuai yang diinginkan. Khususnya terhadap beberapa hal yang harus diselesaikan supaya negara-negara WTO bisa fleksibel," kata Iman.
Indonesia yang notabene perwakilan negara berkembang dalam keanggotaan WTO yakin akan ada hasil positif dari WTO di Bali. Terutama untuk menyelesaikan agenda pembangunan Doha untuk memfasilitasi perdagangan bebas antara negara maju dengan negara berkembang.
Apalagi, kata Iman, dalam lima tahun terakhir pembahasan isu perdagangan bebas antara negara maju dan berkembang ini meredup di kalangan pemimpin dunia.
Untuk itu WTO di Bali merupakan hal yang krusial guna menghasilkan sesuatu untuk mengembalikan kepercayaan dunia pada negara-negara anggota WTO.
"Sangat penting bagi negara-negara WTO untuk tidak melewatkan pertemuan ini, terutama Indonesia yang sangat berkepentingan terkait isu fasilitas perdagangan bagi negara-negara berkembang," jelasnya.(Fat/jpnn)
Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Iman Prambagyo dalam konferensi pers pertama persiapan Indonesia sebagai tuan rumah WTO, di gedung Kemendag, Kamis (21/3).
"Menag siap bila harus melakukan pendekatan pada siapapun untuk perundingan, agar hasil yang dicapai sesuai yang diinginkan. Khususnya terhadap beberapa hal yang harus diselesaikan supaya negara-negara WTO bisa fleksibel," kata Iman.
Indonesia yang notabene perwakilan negara berkembang dalam keanggotaan WTO yakin akan ada hasil positif dari WTO di Bali. Terutama untuk menyelesaikan agenda pembangunan Doha untuk memfasilitasi perdagangan bebas antara negara maju dengan negara berkembang.
Apalagi, kata Iman, dalam lima tahun terakhir pembahasan isu perdagangan bebas antara negara maju dan berkembang ini meredup di kalangan pemimpin dunia.
Untuk itu WTO di Bali merupakan hal yang krusial guna menghasilkan sesuatu untuk mengembalikan kepercayaan dunia pada negara-negara anggota WTO.
"Sangat penting bagi negara-negara WTO untuk tidak melewatkan pertemuan ini, terutama Indonesia yang sangat berkepentingan terkait isu fasilitas perdagangan bagi negara-negara berkembang," jelasnya.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perumnas Luncurkan Rusunami Termurah di Dunia
Redaktur : Tim Redaksi