jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan menghelat pergelaran kesenian persahabatan antara Republik Indonesia dan Tiongkok di Ciputra Artpreneur, Minggu (26/11).
Pergelaran seni persahabatan ini diselenggarakan untuk menyambut kehadiran Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok Liu Yandong beserta para delegasi.
BACA JUGA: Ledakan Misterius Guncang Ningbo, Polisi Ogah Buka Mulut
Acara itu mengawali rangkaian perhelatan akbar pertemuan tingkat tinggi RI-RRT di Solo pada 28 November.
Event itu menampilkan berbagai kesenian populer dari Indonesia dan Tiongkok.
BACA JUGA: Polisi Tiongkok Rusak Pesta Model Lingerie Victorias Secret
Beberapa seni Indonesia yang ditampilkan dalam acara itu adalah pencak silat dan debus yang diperagakan seniman Masyarakat Pencak Silat Indonesia (Maspi).
Selain itu juga disuguhkan sejumlah penampilan tari dan lagu populer dari kedua negara.
BACA JUGA: Jahat! Playgroup Cekoki Anak-Anak Obat Penenang
Di antaranya, akrobat putar piring, bola dan gasing, tari Saman Gayo Lues, Samba Sunda, dan angklung.
Dirjen Kebudayaan Kemdikbud Hilmar Farid mengatakan, Indonesia adalah negara multietnis dan multikultur.
Dia menambahkan, dasar NKRI adalah Bhinneka Tunggal Ika. Menurut dia, pemerintah melestarikan keanekaragaman budaya tersebut dengan cara melindungi, mengembangkan, serta memanfaatkannya dengan tetap mempertahankan ciri khas dan keunikan masing-masing.
“Keunikan dan keragaman tersebut kita saksikan malam hari ini melalui penampilan seni dari pulau Sumatera, Jawa, dan Bali serta Tiongkok,” kata Hilmar. Dia menambahkan, kerja sama kebudayaan Indonesia dan Tiongkok telah berlangsung lama dan intens.
Pemerintah kedua negara secara aktif melakukan koordinasi dan peningkatan people to people contact melalui pertukaran, pertunjukan, pameran maupun pelatihan dalam lingkup kesenian, museum, cagar budaya, kuliner, dan warisan budaya.
“Melalui pertunjukan persahabatan ini, diharapkan dapat dijadikan upaya memperluas pengetahuan dan wawasan budaya baik bagi insan seni pertunjukan, komunitas budaya, akademisi maupun mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat pada umumnya,” imbuhnya. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Selfie Unyu di Lokasi Liputan, Jurnalis Radio Kena PHK
Redaktur & Reporter : Ragil