Kesenian Tradisional Minang Mulai Menghilang di Padang

Sabtu, 20 April 2013 – 03:43 WIB
JAKARTA - Beberapa jenis pertunjukkan kesenian tradisional Minang seperti rebab dan saluang sangat mudah kita temukan di Kota Jakarta dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia. Sementara di Sumatera Barat sendiri sudah mulai mengalami kesulitan untuk menikmatinya.

Hal tersebut dikatakan Asisten III bidang Kesra Setda Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Sudirman Gani,  saat pengukuhan DPP Forum Komunikasi Artis Minangkabau Indonesia (Forkami) periode 2013-2018, di Anjungan Sumbar Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Jumat (19/4).

"Bahkan khusus untuk kesenian Rebab kalau kita ingin mendengar dan menikmatinya, kita harus ke Pesisir Selatan tempat lahirnya kesenian rebab itu," kata Sudirman Gani.

Di Kota Padang sebagai Ibukota Provinsi Sumbar lanjut Sudirman, saat ini kita tidak lagi melihat pertunjukkan rebab atau saluang yang secara sengaja dipertontonkan untuk masyarakat.

Melihat fakta tersebut, Pemprov Sumbar mendukung kehadiran Forkami sebagai salah satu wadah untuk memelihara dan mengembangkan kesenian tradisonal Minang, ujar Sudirman Gani.

Di tempat yang sama, Ketua Umum DPP Forkami Yulianto Tanjung mengatakan Forkami saat ini baru beranggotakan sekitar 200 orang berasal dari berbagai pekerja seni tradisional Minang di Jakarta, Bogor, Depok dan Tangerang (Jabodetabek).

"Setelah pengukuhan DPP Forkami ini program utama yang harus kami jalan sebagaimana yang diamanatkan oleh Kongres Forkami Januari lalu adalah membentuk DPW di 33 provinsi di Indonesia," kata Yulianto.

Keanggotaan Forkami lanjutnya bersifat perorangan dan terbuka bagi siapa pun sepanjang orang bersangkutan memang menggeluti kesenian tradisional Minang, ungkapnya.

Sementara Ketua Dewan Penasihat Forkami Firdaus Syahril menambahkan Forkami akan senantiasa memelihara kearifan budaya Minangkabau hingga jadi corong budaya nasional dan bermanfaat bagi semua suka bangsa.

"Karena itu, dukungan dan kerjasama dengan pemerintah sangat diperlukan guna meminimalisir efek negatif budaya asing," kata Direksi PT Semen Gresik itu. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Telat Tiba, UN di Makassar Tetap Aman

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler