Sebuah laporan menyebut, kesetaraan gender dalam dunia kerja akan terus menjadi mimpi sebelum tahun 2050, jika tingkat perubahan tak berubah.

Perusahaan konsultan ‘Mercer’ menemukan bahwa perempuan di seluruh dunia melihat lambatnya kemajuan dalam memperoleh kesetaraan gender menyangkut pembayaran gaji dan kurang terwakilinya kaum mereka di semua tingkatan tempat kerja hingga level eksekutif.

BACA JUGA: Beginilah Kondisi Otak Manusia Ketika Sedang Mabuk

"Pada kecepatan dan tingkat perubahan global saat ini, kita tak akan melihat bentuk kesetaraan gender dalam tempat kerja hingga tahun 2050," ujar Patricia Milligan dari Mercer.

Meskipun perempuan berjumlah 40% dari rata-rata tenaga kerja sebuah perusahaan, mereka hanya mewakili sepertiga dari level manajer dan 26% dari level manajer senior.

BACA JUGA: Inilah 10 Lagu Favorit Peserta Pertukaran Pemuda Australia - Indonesia

Hanya 20% dari perempuan yang naik ke level eksekutif karena perusahaan lambat dalam menjembatani para pegawai untuk mempromosikan keragaman.

Data tersebut tercermin di Australia. Menurut direktur Lembaga Kesetaraan Gender di Tempat Kerja (WGEA), Libby Lyons, perempuan hampir memenuhi setengah dari jumlah tenaga kerja, tetapi kurang dalam posisi manajemen kunci.

BACA JUGA: Puluhan Sekolah di Australia Dapat Ancaman Bom Serentak

"Di Australia, perempuan sungguh berpendidikan tinggi dan memenuhi hampir setengah angkatan kerja, namun hanya 27,4% dari mereka yang merupakan karyawan kunci dan hanya 15,4% dari CEO adalah perempuan," sebutnya.

Ia menambahkan, "Kesenjangan gender dalam soal upah masih signifikan, dengan jumlah 24% berdasarkan total remunerasi penuh waktu."

Libby mengatakan, perempuan lebih mungkin untuk bekerja paruh waktu dibandingkan laki-laki, namun hanya ada segelintir peluang untuk maju ke tingkat manajemen jika bekerja paruh waktu.

Ia menyebut, pengusaha perlu untuk menawarkan lebih banyak fleksibilitas sehingga perempuan, dan laki-laki, bisa memenuhi tanggung jawab pribadu mereka sementara berkembang di tempat kerja.

"Yang paling penting, kita perlu komitmen nyata terhadap kesetaraan gender sebagai isu bisnis penting di tingkat tertinggi dari sejumlah institusi di Australia," utaranya.

Catatan kesetaraan gender WGEA di tahun 2015 menunjukkan, 26,3% dari pengusaha melakukan analisis kesenjangan gender menyangkut gaji, naik dari 24% dari tahun sebelumnya.

Sebuah artikel soal kesetaraan gender yang diterbitkan Oxfam tahun 2014 mengatakan, para perempuan -secara global -harus menunggu 70 tahun lagi untuk mencapai kesetaraan gaji jika tingkat kemajuan yang ada saat ini terus berlanjut.

Laporan ‘Mercer’ yang diterbitkan pada hari Rabu (27/1) -meliputi 583 organisasi yang mewakili 3,2 juta karyawan di 42 negara –menunjukkan, jumlah perempuan di sebuah tempat kerja menurun jika tingkat karirnya semakin tinggi.

Perempuan 1,5 kali lebih mungkin dipekerjakan di level eksekutif, tetapi mereka 1,3 kali lebih mungkin berhenti ketimbang pria.

Laporan ini memprediksi, Amerika Latin adalah satu-satunya wilayah yang diperkirakan hampir mencapai perwakilan gender yang sama dalam angkatan kerja, naik dari 36% pada tahun 2015 hingga 49% pada tahun 2025, diikuti oleh Australia dan Selandia Baru, Amerika Serikat dan Kanada dengan kurang dari 40%.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Upaya Perkenalkan Budaya Batak di Australia Untuk Bantu Anak-anak Tapanuli

Berita Terkait