jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei menunjukkan, elektabilitas Jusuf Kalla masih cukup tinggi jika dipasangkan dengan Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Tingkat keterpilihan JK sebagai cawapres bisa dilihat dari hasil survei yang dirilis Populi Center, Rabu (28/2).
BACA JUGA: Jokowi Masih Unggul Siapa pun Pasangan dan Pesaingnya
Di antara sepuluh tokoh yang disurvei sebagai cawapres, JK menduduki posisi tertinggi dengan angka 15,3 persen.
Disusul mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo 7,3 persen, Anies Baswedan 3,4 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,3 persen, dan Prabowo Subianto 2,8 persen.
BACA JUGA: Akbar Sebut JK Masih Mau Jadi Cawapres Lagi, Tapi...
Hartanto Rosojati, peneliti Populi Center, mengatakan bahwa survei nasional itu dilakukan pada 7–16 Februari 2018 di 34 provinsi.
Pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat. Margin of error sekitar 2,89 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
BACA JUGA: Disebut Maju Dampingi Jokowi, Airlangga: Saya Tanya Pak JK
Populi juga mengajukan pertanyaan kepada responden terkait usia yang pantas untuk cawapres. Sebanyak 33,7 persen menginginkan usia 35–50 tahun, 32,6 persen usia 50–60 tahun, 2,0 persen usia di atas 60 persen, tidak mempertimbangkan latar belakang usia 22,1 persen, dan tidak tahu atau tidak menjawab 9,7 persen.
’’Politisi dan tokoh muda sekarang berlomba memopulerkan diri untuk menjadi cawapres,’’ tutur dia.
Bagaimana elektabilitas calon presiden (capres)? Hartanto menjelaskan, menurut hasil surveinya, elektabikitas Jokowi masih tidak terkejar.
Di antara sepuluh tokoh yang disurvei, mantan gubernur DKI Jakarta tersebut meraih angka 52,8 persen.
Selanjutnya, Prabowo Subianto 15,4 persen, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 0,9 persen, Gatot Nurmantyo 0,7 persen, dan AHY 0,7 persen.
Namun, persentase masyarakat yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab makin besar. Pada Desember 2017, persentasenya 20,5 persen dan pada Februari naik menjadi 25,5 persen.
Dari survei itu juga diketahui bahwa masyarakat menginginkan pasangan capres-cawapres lebih dari dua. Angkanya mencapai 41,2 persen.
Sedangkan yang menghendaki tiga pasangan calon 24,8 persen. Responden yang tidak mempertimbangkan jumlah pasangan calon 20,4 persen.
’’Jumlah dua pasang calon menjadi pilihan paling masuk akal menurut masyarakat,’’ tutur dia.
Maruarar Sirait, anggota DPR dari Fraksi PDIP, mengatakan bahwa elektabilitas JK cukup jauh dari kandidat yang lain. ’’Tiga calon digabung masih tetap tinggi JK,’’ tutur dia.
Itu menunjukkan bahwa rakyat masih menginginkan JK sebagai cawapres Jokowi. Terkait persoalan konstitusi yang membatasi jabatan wakil presiden, menurut dia, itu persoalan lain.
Walaupun, saat ditanya umur, banyak masyarakat yang menginginkan tokoh muda. Tetapi, ketika disodorkan nama JK, mereka tetap memilihnya. Jadi, saat berhadapan dengan pilihan JK, mereka lupa dengan umur.
Namun, Populi tidak melakukan simulasi survei head-to-head Jokowi-JK dengan pasangan yang lain. Dia yakin elektabilitas Jokowi-JK paling tinggi jika dibandingkan dengan kandidat yang lain.
Selama ini hubungan kedua tokoh itu sangat harmonis. Namun, dia tidak bisa memastikan apakah Jokowi akan mengandeng JK lagi. Partainya belum memutuskan nama cawapres untuk Jokowi.
Walaupun JK tidak ingin maju lagi, dia yakin pengusaha asal Makassar tersebut bakal tetap mendukung Jokowi. (lum/c4/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kata Airlangga soal Jago Golkar untuk Cawapres Jokowi
Redaktur & Reporter : Soetomo