Ketahui Dampak Konsumsi Daging Sapi Terinfeksi Brucellosis

Jumat, 22 Februari 2019 – 17:17 WIB
Daging sapi. Foto: Radar Kaltara/JPNN

jpnn.com, CILEGON - Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon belum lama ini memotong dan memusnahkan seekor sapi yang terbukti terinfeksi Brucellosis.

Lalu apa dampaknya kalau mengkonsumsi daging sapi seperti itu?

BACA JUGA: 5 Makanan Ini Lebih Tinggi Kandungan Proteinnya Dibanding Daging Sapi

Manusia yang mengkonsumsi daging sapi terinfeksi Brucellosis bisa menderita demam. Pada manusia Brucellosis dikenal sebagai undulant fever, karena menyebabkan demam yang undulans atau naik-turun.

“Manusia bisa tertular Brucellosis melalui konsumsi produk hewani terkontaminasi yang tidak dilayukan dan dimasak,” ujar Kepala BKP Kelas II Cilegon, Raden Nurcahyo Nugroho, Selasa (12/2) lalu.

BACA JUGA: Jelang Natal Harga Daging Sapi Masih Normal

Jadi, menurut Raden sebenarnya daging sapi yang terinfeksi masih bisa dikonsumsi. Tetapi ada caranya. Kalau tidak, bisa tertular.

“Untuk daging boleh dikonsumsi setelah dilayukan lebih kurang 9 jam pada suhu dingin, dan dimasak sebelum konsumsi,” tukas Raden.

BACA JUGA: Penyakit Menular Penyebab Utama Kematian di Negara OKI

Juga harus dipastikan yang dikonsumsi hanya dagingnya saja. Karena organ tubuh bagian dalam (jerohan), organ reproduksi, limfoglandula dan tulang tetap harus dimusnahkan.

Lalu seperti apa ciri sapi yang terinfeksi brucellosis?

Brucellosis merupakan penyakit bakterial yang utamanya menginfeksi sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.

Di Indonesia, Brucellosis paling umum ditemukan pada ternak sapi dan sering dikenal sebagai penyakit keluron menular. Penyakit ini dapat ditularkan ke manusia atau bersifat zoonosis.

“Pada hewan betina penyakit ini dicirikan oleh aborsi dan retensi plasenta. Sedangkan pada jantan dapat menyebabkan orchitis dan infeksi kelenjar asesorius,” jelas Raden.

Untuk membuktikan sapi terinfeksi, BKP Kelas III Cilegon menjalani serangkaian tahap pengujian laboratorium.

Pemeriksaan Rose Bengal Test/RBT dilakukan di Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon. Karena hasilnya positif, maka harus dilakukan pemusnahan. Salah satunya dengan pemotongan bersyarat untuk hewan.

"Pemotongan dilakukan pada malam hari agar tidak ada vektor lalat dan serangga lainnya yg dapat menyebarkan agen penyakit secara mekanis," tandasnya.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Daging Sapi Berpotensi Naik


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler