jpnn.com - Menjalani kehamilan dengan lancar, sehat, dan nyaman merupakan harapan setiap ibu hamil. Namun, seringkali hal tersebut tidak dapat dinikmati karena adanya keluhan tertentu.
Salah satu yang cukup sering terjadi adalah sesak napas. Kira-kira itu hal yang normal atau tidak, ya?
BACA JUGA: Sering Sesak Napas, Selalu Pertanda Asma?
Penyebab sesak napas
Sesak napas adalah salah satu keluhan yang sangat umum dialami oleh ibu hamil. Hampir 70 persen ibu hamil akan mengalami kesulitan bernapas di sepanjang kehamilannya.
BACA JUGA: Penyebab Berat Badan Ibu Hamil Susah Naik
Hal tersebut tidak selalu berhubungan dengan penyakit tertentu.
Perubahan fisik dan hormonal saat hamil secara langsung maupun tak langsung dapat memengaruhi pola bernapas ibu hamil, bahkan sejak hamil muda (trimester pertama).
BACA JUGA: Konsumsi Kafein Berlebihan Saat Hamil Rusak Ginjal Bayi?
Selama trimester pertama, otot diafragma (otot yang memisahkan jantung dan paru dengan organ dalam perut) akan naik sekitar 4 cm akibat pembesaran rahim.
Hal ini menyebabkan ibu merasa tidak dapat bernapas selega biasanya. Selain itu, hormon progesteron yang tinggi selama kehamilan juga menyebabkan ibu hamil bernapas lebih dalam dan cepat.
Seiring bertambahnya usia kehamilan, kesulitan bernapas akan semakin terasa, khususnya di trimester kedua.
Pada masa ini, kehamilan semakin besar dan bagian atas janin mendesak diafragma dan paru sehingga membuat bernapas lebih sulit. Volume darah ibu hamil yang lebih besar mengakibatkan jantung harus memompa darah lebih kuat. Akibatnya ibu akan mudah merasa sesak napas terutama bila beraktivitas berat.
Hal ini akan sedikit berbeda di trimester ketiga, saat bagian janin sudah mulai masuk ke rongga panggul. Tekanan yang tadinya mendesak diafragma dan paru akan berkurang sehingga ibu akan lebih mudah bernapas.
Penyakit yang sebabkan ibu hamil sesak napas
Meskipun sebagian besar kasus sesak napas pada ibu hamil adalah kondisi yang wajar, ada pula beberapa penyakit yang menyebabkan sesak napas. Penyakit tersebut di antaranya adalah berikut ini.
- Asma
Asma terjadi pada ibu hamil yang sebelumnya memang telah memiliki riwayat penyakit tersebut. Gejala utamanya adalah sesak napas yang disertai batuk, dada berat, napas berbunyi, dan dipicu oleh pencetus tertentu, seperti debu, cuaca dingin.
Adanya perubahan hormon saat hamil membuat hidung terasa lebih tersumbat dan napas lebih cepat. Itu sebabnya ibu hamil yang memiliki riwayat asma biasanya akan mengeluh asmanya lebih mudah kambuh saat hamil.
Apabila tidak dikontrol dengan baik, asma dapat menimbulkan komplikasi seperti kematian janin, kelahiran prematur, tekanan darah tinggi.
- Emboli Paru
Emboli paru merupakan kondisi di mana terdapat bekuan darah di pembuluh arteri di paru. Gumpalan darah tersebut menyebabkan aliran darah di paru menurun sehingga kadar oksigen dalam darah menurun. Kehamilan adalah salah satu faktor penyebab utama dari emboli paru.
Kondisi ini tak boleh dianggap enteng karena akibatnya bisa fatal. Gejalanya adalah sesak napas, nyeri dada, sakit kepala, kulit tampak pucat hingga kebiruan. Gejala tersebut dapat bertambah parah dengan cepat bahkan berujung pada kematian.
- Preeklampsia
Preeklampsia atau dikenal dengan “keracunan kehamilan” adalah kondisi yang hanya bisa dialami oleh ibu hamil. Ciri khas penyakit ini adalah adanya peningkatan tekanan darah pada ibu yang sebelumnya tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan gangguan organ ginjal.
Gejala dari penyakit ini selain tekanan darah yang tinggi adalah, kesulitan bernapas, sakit perut, sakit kepala hebat, pandangan kabur, muntah, hingga kejang. Kondisi ini termasuk kegawatan dalam kehamilan sehingga perlu ditangani dengan intensif agar tidak menimbulkan komplikasi pada janin.
Ada beragam faktor yang dapat menjadi penyebab sesak napas pada hamil muda, mulai dari kondisi normal hingga tanda dari penyakit tertentu.
Apabila sesak napas menetap terus, disertai dengan gejala lain yang sifatnya berat, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter kebidanan untuk memastikan kondisi ibu dan janin. Dengan demikian, sesak napas dapat diatasi dan komplikasi pun dapat dihindari.(RPA/AYU/klikdokter)
Redaktur & Reporter : Yessy