Ketahuilah, Kakek Buyut AM Hendropriyono adalah...

Minggu, 23 Oktober 2016 – 06:25 WIB
Sultan Banjar, Sultan Khairul Saleh ketika menyampaikan sambutan di puncak perayaan Milad Kesultanan Banjar di Mesjid Sultan Suriansyah, Sabtu (22/10). Foto: ist/Radar Banjarmasin

jpnn.com - BANJARMASIN – AM Hendropriyono dianugerahi gelar Pangeran Harya Hikmadiraja oleh Sultan Banjar, Sultan Haji Khairul Saleh.

Penganugerahan disematkan pada puncak peringatan Milad Kesultanan Banjar ke-512 di Masjid Sultan Suriansyah, kemarin (22/10).

BACA JUGA: BMKG Keluarkan Peringatan Dini untuk Tiga Hari ke Depan

Gelar tersebut merupakan sebuah bentuk penghormatan dan penghargaan kepada Kepala Badan Intelijen Negara (BIN)itu karena memiliki leluhur Urang Banjar. 

Di masa silam, Datu atau kakek buyut AM Hendropriyono adalah Raden Tumenggung Soeria Kesoema. 

BACA JUGA: 2020, KKP Targetkan 27 Juta hektare Kawasan Konservasi Perairan

Beliau adalah seorang Ronggo atau yang pada saat jabatan tersebut setara Walikota atau Bupati. 

Sultan Banjar, Sultan Haji Khairul Saleh menjelaskan gelar Pangeran Harya pantas diberikan kepada AM Hendropriyono sebagai bentuk apresiasi terhadap kiprah dan pengabdiannya kepada bangsa, negara, dan juga di Banua. 

BACA JUGA: Pemuda Patriot Membangun Indonesia Emas

“Selain memiliki darah Kesultanan Banjar, AM Hendropriyono juga seorang tokoh nasional yang sangat loyal terhadap Bangsa dan Negara. Oleh karena itu, hasil karya dan pengabdian beliau sebagai salah satu keturunan Urang Banjar sangat layak diberikan apresiasi berupa gelar Kesultanan,” ungkap Sultan.

Sultan menambahkan penganugerahan gelar tersebut diharapkan juga bisa menjadikan motivasi kepada AM Hendropriyono agar dapat memantapkan komitmennya dalam berkarya demi kemajuan bangsa, negara, dan juga Banua Banjar. 

“Tentunya, beliau tak akan pernah melupakan leluhurnya yang merupakan Urang Banjar. Bagi generasi muda Banua, diharapkan juga  bisa terinspirasi dengan kiprah beliau. Sehingga di masa mendatang bisa memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan Banua kita,” ujarnya.

Sementara itu, AM Hendropriyono menyatakan sangat bersyukur  dianugerahi gelar Pangeran Harya Hikmadiraja oleh Kesultanan Banjar. 

Baginya, gelar tersebut semakin menambah kecintaannya terhadap Tanah Banjar. 

“Saya bangga menjadi keturunan Urang Banjar dan menjadi bagian dari warga Banjar. Menurut saya, gelar Pangeran Harya Hikmadiraja ini membuat saya semakin mencintai Banjar dan Kalsel secara umum,” ujarnya. 

Hendro menambahkan, walaupun sudah menyandang gelar Pangeran Harya Hikmadiraja, nasionalisme dan kecintaan terhadap negara wajib tetap dinomorsatukan. 

Apalagi, bahaya laten komunisme dan unsur SARA sudah mulai merebak di sejumlah daerah di Indonesia. 

“Inilah pentingnya menjunjung tinggi semangat nasionalisme. Jangan sampai karena isu SARA dan bahaya laten komunisme, persatuan bangsa menjadi terpecah belah. Mari sama-sama kita rapatkan barisan untuk menanggulangi isu-isu negatif dan provokatif tersebut,” tambahnya.

Hendro juga berpesan kepada para generasi muda Kalsel agar terus memaksimalkan pengabdian kepada daerah dan negara. 

“Masa depan daerah dan negara ini berada di tangan para generasi muda saat ini. Oleh karena itu, teruslah berkreasi yang positif dan konstruktif demi kemajuan daerah, bangsa, dan negara,” paparnya.

Selain kepada AM Hendropriyono, Kesultanan Banjar juga menganugerahkan gelar kepada tujuh tokoh Banua. 

Yakni, Ibnu Sina (Walikota Banjarmasin) dengan gelar Datu Mangku Negeri, Sirajul Huda (Budayawan Banjar) dengan gelar Datu Mangku Adat, Sutarto Hadi (Rektor ULM) dengan gelar Datu Cendekia Hikmadiraja Utama.

Selain itu, Ahmadi Hasan (Akademisi IAIN Antasari Banjarmasin) dengan gelar Datu Cendekia Hikmadiraja, Ahmad Barjie (Akademisi IAIN Antasari Banjarmasin) dengan gelar Datu Cendekia Hikmadiraja.

Iberamsyah Barbary (Sastrawan Banjar) dengan gelar Datu Astaprana Hikmadiraja, dan Fathurrahman (Ketum PWI Kalsel) dengan gelar Datu Puspawana Hikmadiraja. 

Penghargaan juga diberikan kepada 12 Uran Banjar yang berprestasi dengan gelar Astaprana Utama, Astaprana, Puspawana, dan Cendekia Utama.(oza/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud-Padepokan Seni Kirun Ruwat Massal 300 Orang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler