jpnn.com - selamat hari lebaran/minal aidin wal faidzin/mari bersalam-salaman/saling memaaf-maafkan…
LAGU "Lebaran" diperkenalkan Oslan Husein. Mantan pengamen Padang yang berkawan dengan bapaknya Indra Lesmana.
BACA JUGA: Maaf, Pak Tjahjo Tak Lagi Gelar Open House Saat Lebaran, Ini Alasannya
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
Lagu Lebaran direkam pada 1960-an dalam album Hanya Ada Satu. Dinyanyikan Oslan Husein bersama Orkes Widjaja Kusuma pimpinan M. Jusuf.
BACA JUGA: Perantau Pulang, Jakarta Lengang
Di sampul album tersebut, Sjaiful Nawas seorang wartawan yang juga vokalis Orkes Gumarang--grup musik papan atas masa itu, menulis endorsmen:
"Kini kita singgung tentang sjair lagu "LEBARAN". Tiada manusia jang tidak punja kekurangan, tiada insan di dunia ini jang sempurna, mestilah ada jang berbuat chilaf, berbuat kesalahan. Dan sudah semestinja kesalahan itu dapat dimaafkan, maka hari lebaran itulah saat jang tepat untuk bermaaf-maafan kembali. Memang OSLAN HUSEIN kali ini berhasil mendjiwai lagu2 jang menjinggung segi kehidupan rakjat dan keburuhannja sehari2. Orkes "WIDJAJAKUSUMA" telah berhasil pula menondjolkan suara OSLAN dan dengan ini kami dapat memastikan bahwa lagu2 tersebut diatas akan mendapat sambutan hangat dari penggemar2 musik hiburan kita."
BACA JUGA: Seluruh Jalur Mudik sudah Dipadati Kendaran Pribadi
Lagu itu panjang umur. Terus dinyanyikan dari masa ke masa. Tiap lebaran diputar di radio-pun-televisi.
Dea Ananda, tahun 1990-an sewaktu masih jadi penyanyi anak, turut mempopulerkan lagu tersebut. Dibawakan dengan irama ceria khas anak-anak.
Tempo hari, lagu Lebaran ala Oslan Husein ini dinyanyikan lagi oleh grup band Gigi yang digawangi Arman Maulana dan Dewa Bujana cs.
selamat hari lebaran/minal aidin wal faidzin...mari bersalam-salaman/saling memaaf-maafkan...
Medio 1950 hingga 1960-an, panggung musik Indonesia ditingkahi warna suara Oslan Husein yang jenaka. Dia pengisi tetap program musik di Radio Republik Indonesia (RRI)--yang sulit ditembus semasa itu. Lagu-lagunya membumi.
Bahkan, "dalam kaset Warkop Prambors yang pertama kali dirilis Pramaqua (1979--red), Kasino menyanyikan lagu Andeca Andeci karya Oslan Husein," tulis Rudi Badil dalam buku Warkop: Main-Main Jadi Bukan Main.
Menurut ceritanya, Johannes Soerjoko si penggagas rekaman kaset lawak Warung Kopi Prambors sempat mengira Andeca Andeci itu lagu India.
"Ternyata karya Oslan Husein, ya?" begitu komentar Johannes, sebagaimana dikutip dari Rudi Badil.
Penulis buku sejarah Dono Kasino Indro itu mengisahkan bahwa lagu ini terdapat dalam film Kasih Tak Sampai (Sarinande Films, 1961) yang dibintangi Rima Melati, Upit Sarimanah, dan Oslan Husein.
Di film itu, tulis Rudi Badil, Oslan menyanyikan Andeca Andeci dengan gaya santai bersama iringan musik Jack Lemmers, yang oleh Bung Karno diganti namanya jadi Jack Lesmana--ayah musisi Indra Lesmana.
Kerja kreatif Oslan Husein dengan Jack Lesmana juga terjadi di album bertajuk Oslan Husein. Jack bersama grup Gema Irama mengiringi Oslan bernyanyi di album solo perdananya itu.
Mereka rekaman di Irama Record milik Om Yos, kakak ipar Jack Lesmana.
Dirilis 1964, album Oslan Husein masuk daftar "150 Album Indonesia Terbaik" versi majalah Rolling Stone Indonesia, edisi Desember 2007.
Pengamen Padang
Oslan merantau ke Jakarta pada 1950. Usianya belum genap 20 tahun. Sebelumnya, dia mengamen di Pasar Malam, Padang.
Oslan menyanyikan ayat-ayat Al-Quran dengan gayanya yang khas. Banyak yang suka. Uang berdatangan. Oslan mulai berpikir menyanyi bisa menghasilkan uang. Dia pun pergi mengadu nasib ke Jakarta, ibukota Indonesia.
Sebelumnya lagi, anak muda kelahiran Padang, 8 April 1931 ini ikut berjibaku dalam kesatuan tentara pelajar semasa perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia (1945-1949).
Nama Oslan ada disebut Awaloeddin Djamin dalam buku Bunga Rampai Peran Pelajar Pejuang di Sumatera Tengah Selama Perang Kemerdekaan.
Dia satu di antara lakon. Jadi, di sela-sela kecamuk perang, entah itu ketika mandi di batang air, berehat di lembah, lereng bukit dan sebagainya, Oslan yang periang senantiasa bernyanyi. Menghibur dan membangkitkan semangat kawan-kawannya.
Gadang di Rantau
Almanak bertarekh 1950 ketika Oslan Husein, anak rantau dari Padang menapakkan kaki di Jakarta. Arena permainannya Jakarta Pusat. Kramat Sentiong, Pasar Senen, Cikini, Menteng dan sekitarnya.
Dia punya konco erat Alwi Alhabsyi--pelawak dan bintang film yang setelah Oslan Husein meninggal di Jakarta, pada 16 Agustus 1972 dalam usia 41 tahun, mengganti namanya menjadi Alwi Oslan.
Suatu ketika Alwi mengajak Oslan nongkrong bersama anak-anak Orkes Kinantan, pimpinan Jus Kinantan. Cocok. Oslan gabung.
Bersama Kinantan, Oslan menyanyi untuk soundtrack film Harimau Campa (1953), Arini (1955), Daerah Hilang (1956).
Pergaulan kian luas. Kawan sudah jadi anak ibukota. Pada 1959, Oslan pun mendirikan Orkes Teruna Ria. Dia pemimpinnya.
"Teruna Ria orkes yang kental dengan irama rock n roll dalam lagu-lagu Minang tahun 60-an. Penyanyi utama Orkes ini adalah Oslan Husein, dengan personil antara lain Zainal Arifin," tulis Ensiklopedi Jakarta: Culture & Heritage, volume 3, terbitan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, 2005.
Lagu-lagu yang dipopulerkan Orkes Teruna Ria antara lain Kambanglah Bungo Parauitan, Marantau, Ombak Puruih, Babendi-bendi, dan Kaparinyo.
Oslan Husein pun menjadi orang tenar. Teruna Ria disejajarkan dengan Orkes Gumarang dan Orkes Kumbang Tjari, grup musik papan atas di zamannya.
Ketiga orkes tersebut pernah tampil bersama di Stadion Gelora Bung Karno dalam konser “Tiga Raksasa”.
Seiring naiknya pamor, Oslan yang pernah penyanyi untuk soundtrack film semasa bersama Orkes Kinantan, memasuki 1960-an jadi bintang film.
Film pertama yang dibintanginya Detik-Detik Berbahaya yang dirilis pada 1961.
Kemudian disusul serangkaian film lainnya. Di antaranya Kasih Tak Sampai, yang di dalam film itu Oslan menyanyikan Andeca Andeci diiringi Jack Lesmana.
Sebagai bintang film top, biografi Oslan Husein ada diulas di buku Apa Siapa Orang Film Indonesia, 1926-1978, terbitan Yayasan Artis Film: Sinematik Indonesia tahun 1979. Disusun bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Penerangan.
Pamor Oslan Husein tak hanya di dalam negeri. Richard Poplak dalam buku Sheikhs Batmobile: In Pursuit of American Pop Culture In The Muslim World, mengaku terpukau pada aksi panggung Oslan Husein dan Orkes Teruna Ria-nya.
Menurut Richard, musiknya Oslan bernuansa Cuba dengan sentuhan Elvis Presley.
"Orkes Teruna Ria," menurut Theodore KS dalam Gumarang, Teruna Ria, dan Kumbang Tjari, memang "mempertegas irama rock’n’roll dalam lagu-lagu Minang."
Tak hanya membawakan lagu Minang. Dalam lagu Stambul Chacha, Oslan memadukan nuansa Minang dan Betawi.
Lebih dari itu, rupanya Oslan Husein-lah orang pertama yang membawakan lagu Bengawan Solo karya Gesang dengan irama Rock n Roll.
Bengawan Solo ala Oslan yang dinyanyikan Oslan dengan gaya Elvis Presley dna The Platters itu, 2009 lalu dinobatkan dalam daftar "150 Lagu Terbaik Indonesia Sepanjang Masa" oleh majalah Rolling Stones Indonesia.
Apa boleh buat. Teruna Ria akhirnya bubar. Zainal Arifin--pengarang lagu Teluk Bayur--kawan Oslan di Teruna Ria mendirikan Zainal Combo.
"Penyanyi-penyanyi yang diiringi Zaenal Combo, yaitu Lilies Suryani, Ernie Djohan, Alfian, duet Tutti Subarjo/Onny Suryono, Retno, Patti Sisters, Tetty Kadi, Anna Mathovani, Emilia Contessa, Titi Qadarsih, Angle Paff, atau Lily Marlene," tulis Theodore KS.
Sementara Oslan Husein mendirikan Erosal. "Erosal adalah singkatan dari nama2 Ernie (Djohan), Oslan dan Alwi," tulis Mingguan Djaja, nomor 443, 1970.
Bila gajah meninggalkan gading dan harimau mati meninggalkan belang, Oslan meninggalkan karya. Lagunya masih disenandungkan. Saban tahun…selamat hari lebaran/minal aidin wal faidzin/mari bersalam-salaman/saling memaaf-maafkan… (wow/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Syahrini Ajak Keluarga Besar ke Hong Kong Mencari Lailatul Qodar
Redaktur & Reporter : Wenri