jpnn.com, COXâS BAZAR - Proses pemulangan pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar terus bergulir. Padahal, banyak pengungsi yang masih takut untuk kembali ke Negara Bagian Rakhine.
Pemerintah Myanmar dan Bangladesh sepakat untuk membentuk Kelompok Kerja Sama Gabungan (JWG) yang bertugas mengawasi pemulangan kembali pengungsi Rohingya. Pemulangan pertama bakal dilakukan pada 23 Januari tahun depan.
BACA JUGA: Jumlah Rohingya yang Dibantai Setara Penduduk Satu Kelurahan
Pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh, mencapai 867 ribu orang. Sebanyak 655 ribu di antara mereka adalah penduduk yang melarikan diri sejak konflik terbaru mencuat pada 25 Agustus lalu.
Dhaka Tribune mengungkap bahwa JWG beranggota masing-masing 15 orang dari Myanmar dan Bangladesh. Mereka tidak hanya mengawasi proses pemulangan, tetapi juga penempatan kembali di Myanmar serta mendukung proses reintegrasi saat mereka sudah kembali ke tanah airnya.
BACA JUGA: Myanmar Tangkap Dua Jurnalis Peliput Konflik Rohingya
Hingga kemarin, Rabu (20/12), belum diketahui akan ditempatkan di mana mereka yang dipulangkan tersebut. Sebab, kampung-kampung penduduk Rohingya itu sudah dibakar dan rata dengan tanah.
Sebagian besar pengungsi Rohingya menolak dipulangkan kembali. Mereka merasa situasi dan kondisi di Rakhine belum aman.
BACA JUGA: Hampir 7 Ribu Nyawa Rohingya Melayang di Myanmar
Badan Pengungsi PBB (UNHCR) bahkan menyebutkan, setiap pekan masih ada sekitar 1.500 penduduk Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh. Jumlah itu jauh menurun jika dibandingkan dengan saat konflik masih panas-panasnya.
’’Kondisi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, tidak memungkinkan untuk mendukung pemulangan yang aman dan berkelanjutan. Penduduk masih terus mengungsi,’’ ujar Wakil Komisioner Tinggi UNHCR Kelly Clements awal Desember lalu.
Dia menambahkan, sebagian besar pengungsi sudah tidak memiliki apa-apa di kampung halaman mereka. Masalah antara komunitas muslim Rohingya dan Buddha di Myanmar juga belum terselesaikan. Hal itu membuat pemulangan kembali sulit direalisasikan. (sha/c5/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sadis, Cara Tentara Myanmar Memperlakukan Perempuan Rohingya
Redaktur & Reporter : Adil