Ketegangan di CFD Berpotensi Terulang Lagi

Kamis, 03 Mei 2018 – 00:51 WIB
Tulisan #2019GantiPresiden mewarnai demo buruh pada Hari Buruh, Jakarta, Selasa (1/5). Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kaka Suminta menilai, intimidasi yang terjadi di areal car free day sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (29/4, bukan memperlihatkan adanya fanatisme terhadap tokoh yang didukung di Pilpres 2019.

Kaka menilai, peristiwa itu justru menunjukkan kegagalan elite politik membangun budaya demokrasi yang baik.

BACA JUGA: #2019GantiPresiden vs #DiaSibukKerja, Bukti Publik Terbelah

"Saya pikir ini bukan soal fanatisme, tapi soal gagalnya elite membangun budaya demokrasi," ujar Kaka kepada JPNN, Rabu (2/5).

Menurut Kaka, para elite politik perlu introspeksi diri. Jangan hanya karena keinginan meraih kekuasaan, melupakan tanggung jawab menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

BACA JUGA: Intimidasi di CFD, KIPP: Parpol Jangan Menghasut Masyarakat

Para elite politik, kata Kaka, harus saling bergandengan tangan memberikan pendidikan politik yang baik di tengah masyarakat.

Para elite juga perlu mengingatkan, bahwa perbedaan pilihan merupakan hal yang biasa dalam demokrasi. Perbedaan pilihan jangan sampai menimbulkan permusuhan.

BACA JUGA: Pelaku Intimidasi di Area CFD Harus Ditindak Tegas

"Saya kira, jika tidak dilakukan upaya yang serius dari semua pihak, maka intimidasi yang terjadi di area CFD potensial terjadi dan terulang kembali jelang Pemilu 2019," pungkas Kaka.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ulah Pengguna Kaus #2019GantiPresiden Bisa Merugikan Oposisi


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler