jpnn.com, JAKARTA - Intimidasi massa #2019GantiPresiden di acara car free day (CFD) sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (29/4) lalu diharapkan tidak sampai terulang lagi ke depannya.
Sebab, pengamat politik Adi Prayitno menilai intimidasi tersebut hanya akan membangkitkan memori kelam soal persekusi yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
BACA JUGA: Setelah Sandi, Zulkifli Akan Bertemu Gatot dan Rizal Ramli
"Kasus yang terjadi di Pilkada 2017 lalu masih menyisakan luka dan permusuhan mendalam. Jangan sampai persekusi muncul kembali menjelang Pilpres 2019 hanya karena perbedaan pandangan," ujar Adi kepada JPNN, Rabu (2/5).
Untuk itu, Direktur Paramater Politik Indonesia ini berharap aparat penegak hukum segera menangani kasus yang terjadi secara profesional.
BACA JUGA: Apa Salahnya Buruh Dukung Prabowo di Pilpres 2019?
Adi juga berharap penyelenggara pemilu segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan mengantisipasi menjamurnya kampanye negatif menjelang Pilpres 2019.
Pengajar di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah ini menilai, penyelenggara tidak bisa lepas tangan dengan mengatakan peristiwa yang terjadi di luar masa kampanye.
BACA JUGA: Ulah Pengguna Kaus #2019GantiPresiden Bisa Merugikan Oposisi
Menurut Adi, harus ada mekanisme yang tepat untuk menghindari munculnya kampanye-kampanye negatif jelang pelaksanaan Pemilu 2019.
"Saya kira kampanye negatif di luar jadwal kampanye memang menjadi domain utama KPU. Karena masuk kategori pelanggaran dalam pemilu. Harus ditindak tegas pelakunya," pungkas Adi.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Zulhasan akan Bertemu dengan Gatot Nurmantyo dan Rizal Ramli
Redaktur & Reporter : Ken Girsang