jpnn.com - PEMANDANGAN asri tampak di sekitar permukiman warga yang ada Desa Sukaluyu, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Halaman yang hijau berhiaskan kolam serta air mancur membuat siapa saja betah untuk berlama-lama di sana.
BACA JUGA: KLHK Jerat Bos PT PMB Sebagai Tersangka Perusak Hutan Lindung di Batam
Kolam tersebut ternyata bukan kolam sembarang. Melainkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Wetland Biocord yang merupakan hasil kerja sama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sahabat Lingkungan.
“Ini airnya berasal dari selokan, tetapi dengan adanya IPAL, menjadi bersih dan aman diminum,” ujar Hendro Wibowo, Ketua KSM Sahabat Lingkungan seraya menunjuk ke arah parit.
BACA JUGA: Dana Rp 500 Juta Disiapkan Untuk Ipal
Parit yang tepat di samping kolam IPAL itu memang terlihat jorok. Air limbah domestik yang berasal dari bekas cucian itu berwarna pucat dan mengeluarkan aroma yang tak sedap.
Namun, siapa sangka setelah dimasukkan ke IPAL dan melalui proses alami tanpa bahan kimia, air jorok itu menjadi bening dan bersih. “Air dari PDAM saja kalah, ini tidak berbau, kalau dari PDAM masih agak bau,” ucap Hendro.
Hendro pun tak sendiri dalam mengelola IPAL tersebut. Dia bersama sebelas orang pengurus KSM Sahabat Lingkungan sangat tekun dan serius merawat IPAL.
Pasalnya, awalnya warga sekitar kurang setuju dengan adanya IPAL tersebut. Warga beranggapan IPAL hanya akan mendatangkan penyakit dan mengeluarkan aroma tak sedap.
Namun, dengan penataan yang rapi, disertai puluhan jenis tanaman hijau di sekeliling kolam, IPAL menjadi tempat yang sangat menarik. “Di sini total ada 40 jenis tanaman,” kata Hendro.
Hendro pun memberikan tantangan kepada wartawan JPNN untuk mencuci muka dengan air dari IPAL tersebut. Benar saja, ketika disentuh, air tersebut terasa bersih dan segar.
“Jangan bayangkan ini (air) dari selokan, nanti bisa muntah,” kelakar Hendro yang juga mengaku sudah pernah mandi memakai air dari IPAL tersebut.
Menurut Hendro, proyek IPAL yang menghabiskan dana sekitar Rp 400 juta itu sangat berdampak positif bagi warga setempat.
Selain memperindah pemandangan, IPAL ini juga bermanfaat bagi warga yang ingin mencuci kendaraan seperti sepeda motor dan mobil.
“Kalau cuci mobil, bisa pakai air ini. Nanti habis cuci, air masuk selokan, terus diproses dan bersih lagi,” sambung Hendro.
Dari pengamatan JPNN, kolam IPAL tersebut tampak ditumbuhi tanaman air. Kemudian, di dalamnya ada binatang kodok, ikan koi, dan banyak capung.
“Adanya ikan koi ini menjadi parameter kesehatan air, capung juga. Semakin banyak capung, maka semakin sehat air,” urai Hendro.
Dia pun berharap agar pemerintah dalam hal ini KLHK bisa terus mengembangkan program IPAL tersebut, terlebih di permukiman yang ada di sekitar bantaran sungai.
“Selain memang bermanfaat bagi kesehatan air sungai, IPAL ini juga terasa sangat bermanfaat bagi warga. Permukiman menjadi lebih asri dan lebih sehat,” ungkap Hendro. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan