jpnn.com, TEPI BARAT - Pasukan militer Israel menghancurkan bangunan yang digunakan sebagai pusat karantina bagi orang-orang yang diduga tertular virus corona di Kota Hebron, Tepi Barat. Peristiwa tragis itu terjadi pada Selasa 21 Juli 2020 lalu.
Penduduk setempat mengatakan pihak berwenang Israel mengklaim bangunan seluas 700 meter tersebut tak berizin.
BACA JUGA: Penghapusan Palestina dari Google dan Apple Sama dengan Melanggengkan Penjajahan Israel
"Pusat itu sedang dipersiapkan selama tiga bulan terakhir," kata pemiliknya, Raed Meswada.
"Pendudukan Israel sepertinya berusaha menyebarkan virus di kota ini." Demikian dikutip dari kantor berita Anadolu Agency.
BACA JUGA: Tolak Rencana Jahat Israel, Warga Palestina Ditembaki Tentara
Meswada mengatakan pembongkaran pusat itu adalah bukti bahwa pendudukan Israel tidak peduli dengan wabah virus, yang tidak membedakan antara warga Palestina dan Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Selasa mengonfirmasi dua meninggal dan 400 kasus virus di Tepi Barat selama 24 jam terakhir, termasuk 119 infeksi di Hebron.
Total di Tepi Barat dan Jalur Gaza sekarang mencapai 10.923, termasuk 67 meninggal.
Dalam perkembangan lain, buldoser Israel juga merobohkan sebuah rumah di kota Salfit dengan klaim tidak memiliki izin.
Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, pada tahun 1967. Israel mencoba membenarkan pembongkaran rumah-rumah Palestina dengan mengatakan mereka tidak memiliki izin membangun, meskipun fakta bahwa Israel tidak mengeluarkan izin seperti itu kepada Palestina. (aa/ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia