jpnn.com, JAKARTA - Harga emas sedikit pulih dari penurunan beruntun dua hari pada hari Kamis (19/1) di tengah meningkatnya ketidakpastian atas potensi resesi ekonomi dan jalur kebijakan moneter AS.
Direktur PT. Laba Forexindo berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan data penjualan ritel dan produksi industri AS untuk Desember terbaca lebih lemah dari yang diharapkan pada Rabu (18/1).
BACA JUGA: Harga Emas Pegadaian 19 Januari 2023, Turun, Antam Wajib Diborong
Dua data ekonomi itu meningkatkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi yang lebih luas di AS karena berjuang dengan kebijakan moneter yang ketat dan inflasi yang relatif tinggi.
Sebuah laporan dari Federal Reserve, beige book, juga memperkirakan sedikit pertumbuhan ekonomi dalam beberapa bulan mendatang, bahkan saat tekanan harga mereda.
BACA JUGA: Harga Emas Makin Moncer, Masih Bisa Menanjak Lagi?
"Inflasi harga produsen naik kurang dari yang diharapkan pada Desember," ungkap Ibrahim dalam keterangan yang dikutip Jumat (20/1).
President and Founder at Astronacci Aviatio Gema Merdeka Goeyardi dalam sebuah catatan menilai komentar dari beberapa anggota Fed, termasuk Loretta Mester dan James Bullard, menyerukan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
BACA JUGA: Harga Emas Tergelincir, 2 Faktor Ini Jadi Penyebab Utama
Anggota The Fed menilaikenaikan suku bunga penting mengingat inflasi masih jauh di atas target tahunan dua persen bank sentral.
Mereka juga memperkirakan bahwa suku bunga pinjaman AS kemungkinan akan mencapai puncaknya sekitar lima persen, meskipun sebagian besar anggota mendukung laju kenaikan yang lebih lambat.
"Pengawasan pasar atas prospek ekonomi AS telah tumbuh secara eksponensial sejak laporan layanan ISM menunjukkan resesi yang akan segera terjadi: perkirakan lebih banyak kerugian bagi emas jika tanda-tanda baru pelambatan muncul sekarang karena kalender data AS meningkat lagi," kata Gema.
Data dari Inggris dan Zona Euro menunjukkan inflasi tetap tinggi di kedua kawasan, kemungkinan akan meningkatkan lebih banyak kenaikan suku bunga oleh bank sentral masing-masing. Ini juga berpotensi membebani harga emas.
Namun, harga emas naik di sesi baru-baru ini di tengah meningkatnya kekhawatiran akan resesi global, terutama karena lebih banyak negara memperketat kebijakan untuk mengekang inflasi yang tinggi. Ini juga melihat emas membentuk level support yang kuat di USD 1.900 per ounce.
Gema menilai investor dinilai akan akan mengawasi Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, di mana kepala Bank Sentral Eropa Christine Lagarde akan berbicara pada hari Kamis.
Selain itu, fokus investor akan berpusat pada data ekonomi AS, dengan klaim pengangguran mingguan dan angka perumahan yang akan dirilis hari ini.
Dalam perdagangan di pasar eropa jam 20.35 wib harga emas dunia di level di USD 1908,20 per troyounce. Dalam perdagangan di hari jum’at harga emas dunia akan di perdagangkan melemah di rentang USD 1,888 per troyounce – USD 1,927 per troyounce.
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul