jpnn.com - Meski ayah dan ibunya bercerai, aktris Ardina Rasti merasa beruntung tetap mendapat kasih sayang. Sampai saat ini dirinya tak merasa kekurangan.
Sebaliknya, karirnya semakin cemerlang di dunia hiburan. ”Aku pribadi untungnya punya bunda yang begitu tegar banget, yang bisa meng-cover semua, sehingga sangat indah,” ujarnya saat ditemui di Rumah Amalia di kompleks Peruri Timur, Cileduk, Tangerang, Banten, Minggu (16/4).
BACA JUGA: Ketika Orang Ketiga Hadir dalam Rumah Tangga...
Rasti mengakui ibunya, Erna Santoso telah memberikan kasih sayang. Sehingga, dia tak pernah merasakan dampak negatif dari perceraian.
”Tak ada dampak buruk pada kehidupan aku,” katanya.
BACA JUGA: Ya Ampun, Perawat Disiram Air Keras
Nah, seakan ingin berbagi, Rasti pun menjadi tamu di Rumah Amalia. Panti sosial ini tak hanya menampung anak-anak yatim-piatu, akan tetapi sebuah rumah yang memberikan konseling bagi anak-anak korban perceraian
Pemain sinetron Buyung Upik tersebut berbagi pengalaman dengan anak-anak korban perceraian. ”Disini nggak hanya menampung dan mendidik anak-anak yatim piatu , tapi ini rumah bagi anak-anak korban perceraian,” jelas Asti.
BACA JUGA: TOP! Lima Pasangan Selebriti yang Rujuk Lagi
Rumah tersebut didirikan oleh Muhammad Agus Syafii. Beberapa metode pendampingan dan pemulihan bagi anak-anak korban perceraian dilakukan Agus.
”Aku seneng di sini, nggak cuma menampung pendidikan anak yatim piatu. Di sini ada pemulihan juga adik-adik korban perceraian,” jelas Rasti yang berniat menjadi guru teater bagi anak-anak di rumah Amalia.
Rasti mengakui korban percerian di Indonesia memang cukup banyak.
”Kalau lingkungan sehat nggak ada masalah, tetapi kalau tidak kan kita butuh rumah seperti ini. Saya pun berharap rumah Amalia tak hanya ada disini, tetapi diseluruh indonesia,” jelasnya.
”Bukan salah mereka, tapi mereka adalah anak-anak korban perceraian yang cenderung kedepanya negatif, narkoba, dan itu yang harus kita cegah sejak dini,”sambung Rasti
Muhammad Agus Syafii pendiri rumah Amalia menambahkan, ada beberapa metode yang digunakan sebagai pendampingan dan pemulihan anak korban perceraian. Diantaranya berbicara, mengambar dan bermain teater.
”Pertama kita usahakan anak-anak bisa curhat, biasanya anak-anak SMP. Kalau tidak bisa curhat kita minta menulis tentang rumah, keluarga dan kegiatan sehari-hari, dan mengambar bagi anak-anak TK dari kegiatan tersebut kita akan tahu apa yang mereka butuhkan. Selanjutnya kita ajak mereka berkreasi dengan terlibat dalam panggung teater,” tegasnya. (ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hmmm... Mayoritas Gugatan Cerai Dari Pihak Istri
Redaktur & Reporter : Adil