Ketika Dunia Digital Menginvasi Koran

Senin, 03 Juni 2013 – 14:02 WIB
BANGKOK - Perkembangan dunia digital secara keseluruhan mempengaruhi trend media massa cetak di dunia. Berdasarkan data survei dari asosiasi surat kabar dunia (WAN IFRA), masa depan koran cetak tergambarkan begitu suram.

Kini ada banyak teknologi terbaru, untuk masyarakat pembaca menikmati berbagai informasi dengan berbagai sajian yang jauh lebih menarik dari koran.

Berdasarkan data hasil survei yang disampaikan Larry Kilman, Deputy CEO and Director of Communications and Public Affairs, WAN-IFRA, Senin (3/6), menunjukan bahwa ponsel dan tablet kini menjadi salah satu pilihan utama pembaca menikmati berita.

Penelitian di Amerika Serikat, Jerman dan Perancis menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan saat membaca konten berita di tablet, ternyata hampir sama dengan waktu rata-rata membaca surat kabar cetak.

Akibat pergeseran ini, koran pun saat ini melakukan banyak kreatifitas untuk tetap mendapatkan pemasukan. Dari data menunjukan, terjadi pemasukan dari sumber-sumber non tradisional.

Di Amerika Serikat, 27 persen dari pendapatan perusahaan surat kabar sekarang datang dari sumber-sumber non-tradisional. Diantaranya 11 persen dari digital, 8 persen dari pendapatan baru dari sumber lain (layanan kepada klien di samping iklan), dan 8 persen dari Pendapatan non-publishing (e-commerce).

"Tantangan terbesar bagi penerbit koran saat ini, melibatkan sebanyak mungkin partisipasi pembaca sebagaimana peningkatan pada platform digital," kata Kilman menjabarkan hasil survei.

Saat ini lebih dari setengah situs surat kabar mendapatkan tambahan pembaca dengan memanfaatkan media digital. Koran hanya menjadi bagian kecil dari pengguna internet keseluruhan. Hanya 7 persen penikmat dunia digital yang membaca koran dan hanya 1,3 persen dari keseluruhan waktu yang mereka miliki untuk membacanya.

Dampak peningkatan media digital, membuat konten berbayar kini mulai tumbuh pesat. Hampir setengah dari penerbit AS kini mengadopsi beberapa bentuk model konten berbayar. Empat puluh persen menggunakan model meteran, sepertiga untuk konten premium, 17 persen menuntut pembayaran untuk akses apapun, dan 10 persen menggunakan beberapa model yang lain.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Heli Rusak, Ahmadinejad Selamat

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler