Ketika Israel Kembali Tumpahkan Darah

Serangan atas 'Freedom Flotilla' Menuai Kecaman Dunia

Selasa, 01 Juni 2010 – 04:31 WIB
PROTES - Warga Palestina membakar bendera Israel, dalam sebuah aksi protes keras terhadap serangan militer negeri yahudi itu atas misi kemanusiaan kemarin, di Pelabuhan Gaza. Foto: EPA.
JERUSALEM - Israel kembali berulah dengan tindakan kejamnyaKontan, mereka pun menuai protes dan kecaman dari seluruh dunia

BACA JUGA: Ketum PPP Ajak Ramai-ramai Kutuk Israel

Hal itu terjadi setelah marinir dan pasukan komando AL negara tersebut menyerbu dan menyerang armada (flotilla) enam kapal yang membawa bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina di Jalur Gaza, Senin (31/5) pagi kemarin.

Serangan atas rombongan kapal yang tergabung dalam Freedom Flotilla itu terjadi di wilayah perairan internasional dekat Jalur Gaza sebelum subuh
Dalam serangan tersebut, diberitakan sedikitnya 19 penumpang kapal bantuan tewas dan 36 lainnya luka-luka

BACA JUGA: Militer Israel Sergap Misi Bantuan ke Gaza

Setelah insiden tersebut, enam kapal asing berikut para penumpang dan isinya dibawa ke Ashdod, kota pelabuhan Israel
Kabarnya, hingga tadi malam WIB, sekitar 700 orang yang menumpang kapal-kapal itu masih diinterogasi oleh militer Israel.

Ada beberapa informasi soal korban jiwa dalam serangan tersebut

BACA JUGA: Memorabilia Tintin Diburu Kolektor Belgia

Militer Israel menyebutkan bahwa 10 penumpang kapal Mavi Marmara yang berbendera Turki itu tewasTetapi, stasiun televisi Israel, Channel 10 TV, melaporkan bahwa 19 penumpang kapal tewas dan 36 lainnya luka-luka dalam serangan ituSementara itu, IHH, lembaga swadaya masyarakat (LSM) Turki yang tergabung dalam armada bantuan kemanusiaan tersebut, menyatakan bahwa sedikitnya 15 tewasSebagian besar korban adalah warga negara Turki.

Penumpang kapal-kapal itu merupakan relawan dan aktivis dari Turki, Eropa, Israel, Palestina, Israel, AS, juga IndonesiaAda pula anggota parlemen Eropa dan sejumlah tokoh lintas agama di sana.

Pembantaian berdarah tersebut mengakhiri misi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang dikenai blokade dan embargo oleh Israel beberapa tahun iniInsiden itu juga terjadi sebelum pertemuan bilateral Presiden AS Barack Hussein Obama dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Washington DC.

Reporter stasiun TV Al-Jazeera melaporkan, tentara Israel terus menembaki kapal-kapal bantuan itu, sebelum menyerbu dan menaikinyaSaat kejadian itu, dia (sang reporter, Red) menumpang salah satu di antara tiga kapal berbendera Turki yang tergabung dalam rombonganDua kapal lainnya berbendera Yunani dan satu lagi berbendera AS.

Sementara itu, tentara Israel mengklaim hanya menembak setelah diserang oleh para aktivis dengan tongkat, pisau dan apiPihak Israel juga menyebutkan telah menyita "senjata-senjata" yang digunakan para aktivis tersebut.

"Di atas kapal, kami menemukan sejumlah senjata yang siap digunakan dan yang telah dipakai untuk menyerang pasukan kami," kata Wakil Menlu Israel, Danny Ayalon"Tujuan penyelenggara (bantuan) itu adalah melakukan kekerasanAkibatnya, juga terjadi kekerasan dan membawa korbanIsrael menyesalkan jatuhnya korban tewas dan telah berupaya untuk menghindari," lanjutnya.

Dari rekaman video milik rombongan kapal, jelas terlihat bahwa tentara Israel memerintahkan armada Freedom Fotilla untuk berhentiSelanjutnya, tentara Israel menaiki kapal dan terlibat kontak fisik dengan penumpangSeorang pria penumpang kapal mengayunkan kayu ke arah tentara Israel.

Dalam rekaman yang telah disebarkan ke seluruh jaringan internet itu, pasukan komando Israel yang memakai tutup wajah dan kepala warna hitam tampak turun dari helikopterSetelah terjadi kontak fisik, beberapa orang terluka dan terbaring di dek kapal.

Televisi Israel juga menayangkan gambar aktivis yang menikam seorang tentara IsraelAnggota pasukan serbu Israel menuturkan, dia diserang dengan logam batangan dan pisau, saat turun ke kapal dari helikopter sekitar pukul 04.00 (pukul 08.00 WIB)"Beberapa aktivis yang berbicara dalam bahasa Arab lantas mencoba untuk menyandera kami," katanya.

Israel mengklaim, 10 tentaranya juga terluka dalam bentrok tersebutDua di antaranya disebutkan luka parahPara korban luka, termasuk penumpang kapal bantuan, dinyatakan dilarikan ke rumah sakit Israel dengan helikopter.

:TERKAIT Bagaimanapun pembelaannya, yang jelas serangan Israel tersebut langsung menuai reaksi dari seluruh duniaPresiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut serangan itu sebagai "pembunuhan massal" atau "pembantaian"Abbas juga mengumumkan masa berkabung tiga hariBersama otoritas Palestina, dia menyerukan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk mengadakan pertemuan daruratSeruan pertemuan darurat DK PBB juga dilontarkan PM Lebanon, Saad Hariri.

Reaksi keras lainnya datang dari IranPresiden Mahmoud Ahmadinejad mengutuk serangan Israel itu sebagai "kejahatan rezim Zionis"Sementara Hamas, kelompok garis keras Palestina yang kini berkuasa di Gaza, mendesak dunia Islam untuk bangkit dan melawan IsraelMesir mengecam tindakan Israel sebagai "aksi pembantaian"Sementara itu, parlemen Kuwait menyebut serangan Israel sebagai "kejahatan".

Sementara, komunitas Arab (Arab League) menyerukan balasan terhadap serangan IsraelMereka juga menyuarakan protes dan unjuk rasa di semua negaraPara pemimpin muslim mengutuk serangan itu sebagai "kejahatan" dan "tidak manusiawi".

Sekjen PBB Ban Ki-moon menyatakan shock atas serangan Israel terhadap konvoi kapal yang mengangkut bantuan, berikut para aktivis pro-Palestina, jurnalis, serta anggota parlemen, di perairan internasional tersebut"Perlu investigasi menyeluruh untuk menyelidiki bagaimana tragedi berdarah tersebut bisa terjadi," katanyaDia juga mendesak Israel menjelaskan soal serangan tersebut.

Utusan dan pakar hak asasi manusia PBB malah meminta masyarakat dunia mengadili para pembuat kebijakan IsraelRichard Falk, utusan khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, menyerukan seluruh dunia untuk memboikot dan memberikan sanksi pada Israel.

"Masyarakat internasional perlu membawa (para pemimpin Israel) ke pengadilan, karena bertanggung jawab terhadap pembunuhan para aktivis perdamaian yang tidak bersenjata," katanya dalam pernyataan kemarin"Israel bersalah karena perilakunya yang sangat mengejutkan, dengan menggunakan senjata mematikan atas warga sipil tidak bersenjata di kapal, di laut bebasDi sana, yang berlaku kemerdekaan navigasi dan pelayaran," tambahnya.

Falk sering bertentangan sikap dan pendapat dengan pemerintah Israel terkait kebijakan terhadap PalestinaDia sering mengkritik tajam pelanggaran HAM oleh Israel.

Di Eropa, kecaman terhadap Israel relatif lebih lunakUni Eropa menuntut agar Israel melakukan "penyelidikan menyeluruh"Sementara, beberapa negara Uni Eropa mendesak pertemuan darurat untuk membahas insiden tersebutTahta Suci Vatikan juga menyuarakan "duka mendalam dan keprihatinan" atas jatuhnya korban jiwa.

Spanyol (presiden Uni Eropa saat ini, Red), Prancis, Swedia, Norwegia, Denmark, Austria dan Yunani, bahkan telah memanggil duta besar Israel untuk meminta penjelasan soal penyerangan tentaranya ituSejumlah negara yang dekat dan menjadi sekutu Israel, juga bereaksi langsung dengan membekukan hubungan militerReaksi itu tidak berlebihan, karena para penumpang kapal bantuan berasal dari banyak negara.

Sementara pemerintah Turki segera menarik duta besarnya di Tel Aviv, IsraelMereka mengingatkan pula bahwa serangan itu akan membawa konsekuensi terhadap hubungan bilateralDeputi PM Bulent Arinc juga menyatakan bahwa tiga rencana latihan militer bersama dengan Israel ditangguhkan.

Di Ankara, rakyat Turki meluapkan kemarahan merekaRibuan orang berdemonstrasi untuk memprotes serangan Israel ituPolisi harus mencegah massa yang marah agar tidak merusak, saat berunjuk rasa di luar misi Israel di kota tersebutSementara, Yunani juga menyatakan menarik diri dari latihan militer bersama dengan IsraelNegeri itu pun membatalkan kunjungan panglima angkatan udara (AU)-nya ke Israel.

Dari Washington DC, AS hanya menyesalkan insiden yang menewaskan dan melukai sejumlah orang ituGedung Putih tidak mengutuk atau mengecam secara terbuka negara yang menjadi sekutu dekatnya di Timur Tengah tersebut"Kami sangat menyesalkan jatuhnya korban, dan saat ini terus bekerja untuk memahami kondisi di seputar tragedi tersebut," kata juru bicara Gedung Putih, William Burton.

Presiden Barack Obama sendiri tengah berada di Chicago untuk merayakan hari libur Memorial DayObama dijadwalkan bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu hari ini (1/6)Tetapi, pertemuan itu akhirnya dibatalkan.

Netanyahu kemarin justru memutuskan kembali ke negaranya, setelah mengadakan lawatan ke KanadaDia telah membatalkan kunjungan dan pembicaraan dengan Obama"PM Netanyahu memutuskan untuk mempercepat lawatan ke Kanada dan segera kembali ke Israel," kata juru bicaranya pula(AFP/AP/Rtr/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertemu Mahmoud Abbas, SBY Tak Sebut Israel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler