Ketika JK tak Suka Suara Khatib Menggaung, ini Program Fantastis yang Dicanangkan

Senin, 01 Juni 2015 – 06:17 WIB
Jusuf Kalla. Foto: dok.Jawa Pos

jpnn.com - BINTAN - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) punya program besar, yakni memperbaiki sound system 250 ribu masjid di Indonesia.

Dalam kapasitasnya sebagai ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI),  JK menuturkan, dirinya masih banyak menemui masjid-masjid besar di Indonesia yang kualitas sound system -nya kurang bagus.

BACA JUGA: Kata si Cantik Ini, Partai yang Dipimpinnya Ramah Perempuan

"Akibatnya, suara khatib menggaung, tidak bisa didengar jelas oleh jamaah. Ini harus menjadi perhatian," ujarnya saat meresmikan Masjid Baitul Makmur di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Minggu (31/5).

JK mengatakan, konstruksi dan arsitektur masjid-masjid yang banyak menggunakan marmer dan kaca membuat suara speaker atau pengeras suara menggaung.

BACA JUGA: Suasana Hening, Ibu Mega Menangis...

Karena itu, perlu teknis khusus dalam pemilihan sound system maupun pengaturan tata letak speaker. "Kami di DMI punya program dan tim khusus untuk memperbaiki itu," katanya.

Bahkan, untuk program tersebut DMI juga menganggarkan dana untuk membeli peralatan sound system dari luar negeri dan dibagikan ke masjid-masjid.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Pembayaran THR Dipercepat

"Sebab, di masjid itu 80 persen mendengarkan (khotbah), 10 persen shalat, dan 10 persen lagi (baca) doa. Jadi, kalau sound system jelek, 80 persen itu hilang," jelasnya.

JK berharap, program perbaikan sound system juga menjadi perhatian pengurus masjid, sehingga tidak hanya fisik bangunannya saja yang dibangun megah. Sebab, ada sekitar 250 ribu masjid dan 550 ribu musala di Indonesia sehingga tidak bisa jika hanya mengandalkan DMI.

"Soal jumlah masjid dan musala yang sebenarnya, hanya Tuhan yang tahu. Sebab, di Indonesia ini tiap hari ada yang bangun masjid," ujarnya lantas tersenyum lebar.

Selain itu, JK juga meminta kepada pengurus masjid agar tidak memfungsikan masjid hanya sebagai tempat ibadah, namun juga sebagai sarana pemberdayaan masyarakat sekitarnya melalui pendidikan maupun aktivitas ekonomi.

"Jangan sampai yang bagus dan megah hanya masjidnya, tapi rumah-rumah di sekitarnya jelek dan kumuh karena masyarakatnya tidak maju," urainya. (owi/fal)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ah...Rupanya Islah Masih Mentah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler