jpnn.com, JAKARTA - Calon Gubernur (Cagub) Nomor Urut 1, Ridwan Kamil (RK), dalam Debat Ketiga Pilkada Jakarta tadi malam, Minggu (17/11/2024), menyindir dan menyerang dua mantan Gubernur Jakarta sekaligus.
Mantan Gubernur Jakarta yang diserang RK adalah Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). RK menyebut penggusuran di Jakarta paling banyak dilakukan di era Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
BACA JUGA: Ridwan Kamil Janji Beri Bantuan Renovasi Rumah Rp 50 Juta hingga Rp 100 Juta
Sedangkan sindiran RK terhadap Anies Baswedan terkait kondisi Pasar Tanah Abang yang sepi di era kepemimpinan gubernur kontroversial tersebut.
“Pada zaman Pak Anies, misalkan Pasar Tanah Abang sepi. Lalu gubernur selanjutnya tidak mempromosikan dan tidak memuliakan pedagang Tanah Abang, terus media dan sekelompok orang menyalahkan Pak Anies. Padahal kan itu tugas gubernur selanjutnya untuk mencari solusi,” kata RK menjawab pertanyaan dari Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun di acara debat ketiga Pilkada Jakarta yang digelar di Hotel Sultan Jakarta, Minggu (17/11).
BACA JUGA: Debat Sengit soal Pemindahan Balai Kota, Pramono Sindir Ridwan Kamil Soal Imajinasi
Sebelumnya RK berjanji akan membuat Pasar Tanah Abang jadi ramai lagi dan dijadikan destinasi wisata global. RK juga janji akan mempercantik Pasar Tanah Abang.
“Kalau gubernurnya rajin belanja di Tanah Abang, maka 10 juta rakyat Jakarta juga pasti akan rajin kembali ke Tanah Abang,” kata Ridwan Kamil saat berkunjung ke Pasar Tanah Abang, Senin (4/11/2024) lalu.
BACA JUGA: Kipasan Optimistis Ridwan Kamil-Suswono Utamakan Keserasian Hubungan Antaretnis
Selain itu, RK juga menyindir bahwa partainya Pramono Anung yakni PDIP dulu kerap bertentangan dengan ide dan rencana Anies Baswedan. Termasuk soal konsep hunian ke atas.
Awalnya Ridwan Kamil membantah pernyataan Cagub Nomor Urut 3 Pramono Anung yang ingin memanfaatkan lahan milik Pemprov Jakarta atau BUMD untuk dijadikan hunian warga. Menurut RK, program itu tidak memungkinkan.
RK pun menyanggah Pramono. Dia mengaku sudah melakukan hitung-hitungan soal lahan Pemprov Jakarta yang tak memungkinkan dijadikan hunian warga.
"Menurut saya, saya membantah argumentasinya Mas Pram, sudah dihitung nggak akan cukup Mas, semua lahan pemerintah, BUMD sudah dihitung nggak akan cukup, harus dikombinasi dengan antara seperti yang tadi disampaikan dengan lahan di atas pasar, TOD dan lain-lain, dengan densifikasi rumah existing dibolehkan. Di Tebet yang hanya 2 lantai, Tanah Abang yang dua lantai bisa 4-5 (lantai)," kata RK.
Dengan demikian, kata RK, orang yang tinggal bisa lebih banyak, karyawan yang kerja di Sudirman Thamrin bisa ngekos di rumah lantai 3-4, sedangkan pemilik tinggal di lantai 1-2.
“Itulah densifikasi supaya tak lagi terjadi penggusuran," pungkas RK. (dil/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif